Bisnis.com, JAKARTA - Amerika Serikat (AS) mengumumkan pengiriman senjata baru senilai US$550 juta untuk pasukan Ukraina, termasuk amunisi untuk peluncur roket dan senjata artileri yang semakin penting.
Paket baru itu akan “mencakup lebih banyak amunisi untuk sistem roket canggih mobilitas tinggi atau dikenal sebagai HIMARS selain amunisi” untuk artileri, ujar Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby kepada wartawan seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (2/8/2022).
Bantuan itu termasuk 75.000 butir amunisi artileri 155 mm, menurut pihak Pentagon dalam sebuah pernyataan.
“Untuk memenuhi persyaratan medan perangnya yang berkembang, Amerika Serikat akan terus bekerja dengan sekutu dan mitranya untuk menyediakan kemampuan utama bagi Ukraina,” menurut pernyataan itu.
Pada 10 Juli lalu, Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken mengumumkan bantuan militer baru pada Ukraina. Bantuan terbaru AS untuk menghadapi invasi Rusia itu senilai 400 juta dolar.
Dalam siaran pers Departemen Luar Negeri AS, Blinken memuji rakyat Ukraina yang melanjutkan perlawanan dengan berani dalam invasi Rusia yang tak sah dan tanpa provokasi.
Baca Juga
Dia mengatakan, AS salut dengan keberanian mereka dan akan selalu mendukung mereka.
"Berdasarkan pendelegasian wewenang dari Presiden, saya mengizinkan penarikan senjata dan peralatan kami dari inventori Departemen Pertahanan AS untuk pertahanan diri Ukraina yang kelima belas kalinya sejak 2021 senilai 400 juta dolar AS," kata Blinken dalam siaran pers tersebut.
"Dengan otoritas ini total bantuan militer AS pada Ukraina sejak Rusia menggelar invasi brutal, tanpa provokasi, skala penuh ke Ukraina pada 24 Februari menjadi lebih dari 7,32 miliar dolar AS, termasuk 2,2 miliar dolar dalam beberapa pekan terakhir karena kami mempercepat bantuan untuk membantu Ukraina membela diri," ujarnya menambahkan.
Sementara itu, pejuang Ukraina bertempur menahan pasukan Rusia di beberapa medan sekaligus.
Gubernur Donetsk Pavlo Kyrylenko mengatakan Rudal yang menghantam barat daya Kota Kharkiv melukai tiga orang warga sipil.
Tampaknya Rusia memfokuskan serangannya di Luhansk dan Donetsk. Dua provinsi itu bagian dari daerah industri Donbas yang dikuasai separatis pro-Rusia sejak awal perang.