Bisnis.com, JAKARTA--Pasukan Rusia mengambil alih pembangkit listrik terbesar kedua di Ukraina, menurut Penasihat Presiden Volodymyr Zelensky, Oleksiy Arestovych,
Merebut pembangkit listrik tenaga batu bara Vuhlehirsk era Soviet di Ukraina timur akan menjadi keuntungan strategis pertama Moskow dalam "operasi khusus" untuk demiliterisasi dan "denazifikasi" negara tetangganya.
"Mereka meraih keuntungan taktis kecil dengan merebut Vuhlehirsk," kata Arestovych dalam sebuah wawancara yang diposting di YouTube sebagaimana dikutip ChannelNewsAsia.com, Kamis (28/7/2022).
Dia menambahkan bahwa Rusia sedang melakukan "penempatan kembali besar-besaran" pasukan ke tiga wilayah bagian selatan.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken, yang pemerintahnya menggambarkan invasi Rusia sebagai perang yang tidak beralasan, mengatakan pada hari Rabu bahwa dia merencanakan percakapan telepon dengan menteri luar negeri Rusia Sergei Lavrov.
Percakaoan itu tidak akan menjadi "negosiasi tentang Ukraina," kata Blinken pada konferensi pers. Dia menegaskan kembali posisi Washington bahwa setiap pembicaraan untuk mengakhiri perang harus antara Kyiv dan Moskow.
Baca Juga
Rusia belum menerima permintaan resmi dari Washington tentang panggilan telepon antara Blinken dan Lavrov, menurut kantor berita TASS.
Blinken mengatakan dia akan membicarakan dengan Lavrov soal kesepakatan tentatif tentang ekspor biji-bijian yang dicapai minggu lalu antara Rusia, Amerika Serikat, Turki, dan Ukraina.
Kenaikan harga energi dan kelangkaan gandum global yang mengancam jutaan orang di negara-negara miskin dengan kelaparan adalah salah satu dampak perang yang luas.
Rusia mengurangi aliran gas ke Eropa pada Rabu dalam perselisihan energi dengan Uni Eropa. Rusia juga telah memblokir ekspor biji-bijian dari Ukraina sejak melakukan invasi pada 24 Februari. Akan tetapi pada hari Jumat setuju untuk mengizinkan pengiriman melalui Laut Hitam ke Selat Bosphorus Turki dan ke pasar global.
Kesepakatan itu segera buyar ketika Rusia menembakkan rudal jelajah ke Odesa, pelabuhan terbesar Ukraina pada hari Sabtu pekan lalu. Serangan itu dilakukann hanya 12 jam setelah kesepakatan ditandatangani.