Bisnis.com, JAKARTA - Sudah tiga pekan berlalu sejak kematian Brigadir J diungkap pihak Polres Metro Jakarta Selatan. Tapi, hingga hari ini, Kamis (28/7/2022), belum diketahui siapa pelaku dan motif sesungguhnya di balik penembakan pria asal Sungai Bahar, Kabupaten Muaro Jambi itu.
Sejauh ini, informasi yang disuguhkan Polri ke publik adalah: Brigadir J tewas saat baku tembak dengan ajudan Ferdy Sambo, Bharada E. Adapun, Brigadir J adalah sopir pribadi istri Ferdy Sambo bernama Putri Candrawathi.
Lokasi penembakan di rumah dinas Ferdy Sambo di Komplek Polri Duren Tiga Jakarta Selatan. Adapun, jenis pistol yang digunakan Bharada E adalah Glock dengan magasin berisi 17 peluru, sementara pistol yang digunakan Brigadir J adalah HS-9.
Menurut Keterangan polisi, bahwa Brigadir J melakukan pelecehan seksual terhadap Putri, dan berteriak minta tolong, kemudian didengar Bharada E. Selanjutnya, terjadi adu tembak antara Brigadir J dan Bharada E.
Brigadir J tewas karena mengalami luka tembak pada 7 titik. Keterangan dari pihak Polres Metro Jakarta Selatan menyebut, Bharada E menembak Brigadir J lima kali, tapi luka tembak di tubuh Brigadir J ada tujuh.
Hal ini menjadi pertanyaan bagi masyarakat: “Mengapa ditembak 5 kali, tapi luka tembak ada tujuh?”
Kejanggalan lain ditemukan keluarga korban saat membuka peti jenazah Brigadir J seperti dikemukakan pengacara keluarga almarhum, Kamaruddin Simanjuntak dan Johnson Panjaitan. Keluarga menemukan sejumlah luka di tubuh Brigadir J yang bukan luka tembak.
Hal inilah yang mendorong keluarga Brigadir J melaporkan kasus dugaan pembunuhan berencana ke Bareskrim Polri, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, pada Senin (18/7/2022). Dalam laporannya, mereka menyertakan barang bukti foto luka-luka sayatan, memar, hingga luka tembak pada tubuh jenazah Brigadir J.
Kematian Brigadir J ini cukup menyedot perhatian masyarakat, dan memunculkan beragam komentar serta opini dari berbagai pihak. Akhirnya, Kapolri Listyo Sigit membentuk tim khusus internal Polri untuk mengungkap kasus kematian Brigadir J secara transparan untuk menjawab keraguan publik penyebab kematian Brigadir J.
"Karena memang terjadi baku tembak antara anggota dan anggota, dan kami juga mendapatkan banyak informasi terkait dengan berita-berita liar yang beredar yang tentunya kita juga ingin semuanya ini bisa tertangani dengan baik," kata Listyo kepada wartawan di Mabes Polri, Jakarta, Selasa (12/7/2022).
Tim itu dipimpin Wakapolri Komjen Gatot Eddy Pramono dibantu oleh Inspektur Pengawasan Umum (Irwasum) Polri Komjen Agung Budi Maryo, Kabareskrim Polri Komjen Agus Andrianto, Kabaintelkam Polri Komjen Ahmad Dofiri, dan Asisten Kapolri bidang SDM Irjen Wahyu Widada.Kemudian, ada tim di luar institusi Polri yakni Komnas HAM dan Kompolnas.