Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dampak Krisis Rusia-Ukraina terhadap Perekonomian Asia Tenggara

Krisis komoditas seharusnya dapat digunakan untuk mengampanyekan dekarbonisasi terutama jika perang di Ukraina berlarut-larut.
Energi terbarukan/Istimewa
Energi terbarukan/Istimewa

Potensi Energi Terbarukan

Pada dasarnya, krisis komoditas seharusnya dapat digunakan oleh pembuat kebijakan di  Asia Tenggara untuk mengampanyekan dekarbonisasi sebagai model pembangunan yang menarik secara ekonomi, terutama jika perang di Ukraina tetap berlarut-larut.

Dalam skenario bisnis seperti biasa, Asia Tenggara perlu meningkatkan impor minyaknya sebesar 65 persen di atas level saat ini pada tahun 2040, di mana guncangan pasokan yang setara akan memiliki dampak merugikan yang lebih besar daripada yang dirasakan saat ini.

"Outlook Energi Asia Tenggara 2022 menunjukkan bahwa pemanfaatan potensi energi terbarukan yang besar di kawasan ini dapat mengurangi ketergantungan impor yang diproyeksikan,” ujar Mirza seperti dikutip ChanelNewsAsia.com, Selasa (19/7/2022).

Laporan Pusat Energi Asean mengusulkan kerja sama antara Malaysia, Thailand dan Vietnam dalam produksi panel surya dan perluasan kapasitas biofuel di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand dan Vietnam.

Alasannya, jaringan transmisi listrik lintas batas, seperti Proyek Integrasi Listrik Laos-Thailand-Malaysia-Singapore (LTMS-PIP) yang baru-baru ini dijalankan, dapat mengurangi ketergantungan pada sumber energi ekstra-regional dan meningkatkan penggunaan energi terbarukan.

LTMS-PIP juga merupakan langkah pertama menuju realisasi perdagangan energi multilateral sejati dalam Jaringan Tenaga Listrik Asean yang terintegrasi.

Mirza berpendapat bahwa Integrasi regional pasokan energi terbarukan memerlukan dukungan lingkungan peraturan tegas dan keputusan kebijakan yang mendukung perdagangan multilateral.

Karena itu, larangan Malaysia atas penjualan energi terbarukan ke Singapura pada tahun 2021 merupakan langkah mundur dalam hal ini.

“Untungnya, larangan tersebut tidak berlaku untuk impor listrik dari negara lain dan tidak akan mempengaruhi LTMS-PIP,”ujar akademisi itu.

Seperti yang ditunjukkan studi oleh para peneliti ISEAS, kegagalan negara-negara maju untuk memenuhi janji pendanaan untuk iklim telah merusak upaya mitigasi di wilayah tersebut.

Karena itu, krisis saat ini menawarkan kesempatan bagi negara-negara Asia Tenggara untuk menggunakan argumen geopolitik untuk meyakinkan negara-negara maju untuk mendanai proyek-proyek mitigasi skala besar.

Setelah invasi Rusia ke Ukraina, Uni Eropa telah berjanji untuk menghentikan impor bahan bakar fosil dari Ukraina sebelum tahun 2030 dan dalam hal ini Moskow dapat mengalihkan pasokan ke Asia.

Karena itu, dengan mendanai proyek energi terbarukan di Asia Tenggara dan di tempat lain, UE dan mitranya dapat menghambat pertumbuhan pengaruh ekonomi dan geopolitik Rusia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper