Bisnis.com, JAKARTA - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menyiratkan enggan berkoalisi dengan Partai NasDem yang saat ini sudah menjalin komunikasi intensif dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
"Kami ini tidak suka untuk mengganggu rumah tangga partai politik lain. Kami sudah melihat bagaimana NasDem melakukan pertemuan yang sangat intens dengan partai politik lain. Bahkan kemudian juga dengan PKS. Tentu saja PDI Perjuangan menghormati itu," ujar Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Kamis (21/7/2022).
Dia sebelumnya menjelaskan bahwa PDIP membuka peluang kerja sama dengan partai-partai yang memiliki kedekatan historis dan basis pemilih dengan partai banteng.
Partai-partai tersebut di antaranya Partai Gerindra, Partai Golkar, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).
Hasto memastikan PDIP tidak akan berkoalisi dengan PKS.
"Kalau dengan PKS, tidak," ujar Hasto di Sekolah Partai PDIP Lenteng Agung, Jakarta Selatan pada Kamis (23/6/2022).
Baca Juga
Adapun, Direktur Eksekutif Institute of Democracy & Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menyebut hubungan PDIP dan PKS ibarat air dan minyak yang sulit bersatu.
"Relasi antara PDIP dan PKS, ibarat air dan minyak. Tidak mudah menyatukan. Karena memang ada garis perbedaan signifikan dalam pondasi ideologis keduanya," ujar Umam lewat keterangannya, Kamis (14/7/2022).
Selain dengan PKS, Hasto juga mengaku partainya sulit bekerja sama dengan Partai Demokrat.
"Koalisi itu kan harus melihat emotional bonding pemilih PDIP, wong cilik tidak suka segala bentuk kamuflase politik, mereka ingin yang bicara dengan bahasa rakyat. Kalau saya pribadi, sebagai sekjen, memang tidak mudah untuk bekerjasama dengan Partai Demokrat karena dalam berbagai dinamika politik menunjukkan itu," ujar Hasto.