Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Republik Demokratik Timor Leste, José Ramos-Horta yang juga peraih Nobel Perdamaian tahun 1996 menjadi pembicara dalam seminar internasional pendidikan yang dilangsungkan di UIN Jakarta, Rabu (20/7/2022).
Mengambil tema Peran Islam Indonesia dalam Tatanan Dunia Berkeadilan, Ramos Horta mengatakan Islam dan pendidikan yang bernafaskan cinta sesama manusia harus mengambil peran penting dalam mewujudkan perdamaian dunia.
Menurut Ramos-Horta, ajaran agama yang otentik mengajak untuk tetap berakar pada nilai-nilai perdamaian, bukan sebaliknya.
“Kebebasan adalah hak setiap manusia. Pemaksaan terhadap suatu agama atau keyakinan adalah tidak benar,” katanya.
Menurutnya, keadilan yang berlandaskan pada kasih sayang yang seharusnya diikuti. Untuk itu harus dilakukan upaya-upaya seperti dialog tentang rasa memahami, toleransi pada budaya dan agama.
"Agama, hukum, dan perjanjian atau kesepakatan internasional harus bisa melindungi tempat-tempat ibadah. Terorisme apapun bentuknya, bukan berasal dari ajaran agama atau kepercayaan yang sebenarnya," jelasnya.
Baca Juga
Ramos-Horta juga menyampaikan bahwa hidup bermasyarakat harus berdasarkan prinsip kesetaraan hak dan kewajiban, sehingga semua masyarakat merasakan keadilan.
"Perempuan dan anak-anak mempunyai akses dan hak yang sama dengan laki-laki dalam mengenyam pendidikan. Agama menjamin bahwa orang tua, perempuan, dan anak-anak harus dilindungi oleh hukum,” katanya.
Selain Ramos Horta, Guru Besar UIN Jakarta sekaligus Ketua Dewan Pers Nasional Azyumardi Azra, aktivis filantropi Islam Amelia Fauziah dan tokoh muslim Timor Leste Dr. Arif Abdullah Sagran juga menjadi pembicara dalam forum tersebut.
Azyumardi Azra menyetujui bahwa Indonesia mempunyai peran sangat strategis dalam membangun tatanan dunia yang berkeadilan. Sebab, karakter keislaman yang dimiliki Indonesia bisa mengakomodasi semua keragaman.
"UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai kampus di bawah Kementerian Agama juga mestinya bisa berperan aktif dan mendukung pemerintah Indonesia dalam misi diplomatik kenegaraan di tingkat regional dan global," sambung Azra.
Sementara, menurut Arif Abdullah Sagran, untuk mewujudkan perdamaian dan peradaban umat Muslim, pendidikan dan ilmu pengetahuan menjadi kuncinya. Ilmu pengetahuan, kata Arif, harus memunculkan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi kemanusiaan
Sedangkan Amelia Fauziah mengatakan, Islam Indonesia dengan pendekatan wasathiyah atau jalan tengah tak boleh ketinggalan. Kondisi rukun, damai serta harmonis dapat membantu melaksanakan pembangunan yang baik.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor UIN Jakarta Amany Lubis mengapresiasi kunjungan yang dilakukan Presiden Ramos-Horta sekaligus menyampaikan pemikirannya di hadapan sivitas akademi UIN Jakarta.
“Beliau merupakan pemimpin yang berjuang untuk masyarakatnya sekaligus salah satu pemimpin negara yang berkomitmen membangun perdamaian tanpa melihat perbedaan, terutama perbedaan agama,” katanya.
Kedatangan Ramos Horta ke kampus UIN mendapat perhatian yang cukup besar. Kurang lebih 1000 peserta baik mahasiswa maupun masyarakat umum menghadiri langsung dan daring acara yang diinisiasi oleh Jurusan PBSI FITK UIN Jakarta tersebut.