Bisnis.com, JAKARTA – Baku tembak antaranggota Polri menewaskan Brigadir J di rumah dinas Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo menyedot perhatian masyarakat dalam sepekan terakhir karena dipicu sejumlah kejanggalan.
Kejanggalan itu antara lain diungkap politikus PDIP Junimart Girsang, Menko Polhukam Mahfud MD, hingga pihak keluarga almarhum Brigadir J.
Seperti diketahui, Brigadir J adalah pengawal dan sopir dari istri Ferdy Sambo berinisial P. Dia tewas ditembak pengawal Ferdy Sambo, Bharada E di Kompleks Polri Duren Tiga Nomor 46 kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Peristiwa terjadi Jumat (8/7/2022) sekitar pukul 17.00 WIB.
Penembakan itu dilatarbelakangi dugaan pelecehan dan penodongan pistol yang dialami istri Ferdy Sambo. Kasus ini diungkap polisi ke publik pada Senin (11/7/2022).
Brigadir J mengalami tujuh luka tembak, sementara Bharada E tidak mengalami luka tembak. Menurut Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Pol Budhi Herdi Susianto, bahwa Brigadir J dan Bharada E saling tembak saat kejadian.
Adapun senjata yang dipakai Bharada E saat kejadian, yakni Glock 17 dengan lima peluru yang dimuntahkan. Sedangkan Brigadir J bersenjata HS 16 dan ditemukan tersisa sembilan peluru yang ada di magasen.
Budhi menjelaskan, Bharada E menembak sebanyak lima kali, namun terdapat tujuh luka tembakan.
Ada dua peluru yang menembus sampai dua kali, yakni dari jari tembus dada dan di lengan kiri tembus mulut.
"Diduga ada dua peluru yang sampai dua kali mengenai Brigjen J, yakni di jari tembus ke dada dan di lengan kiri tembus ke mulut," tuturnya, Selasa (12/7/2022).
Dia menyebut, bahwa Bharada E merupakan tim penembak kelas satu di Resimen Pelopor, juga pelatih Teknik penyelamatan pada medan vertical atau curam (vertical rescue).