Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Singapura Laporkan Kasus Lokal Ketiga Cacar Monyet

Singapura melaporkan kasus cacar monyet (monkeypox) ketiga pada Kamis (14/7/2022), total kasus yang dilaporkan di negara itu sejak Juni menjadi enam.
Ikustrasi vaksin cacar monyet (monkeypox)./Istimewa
Ikustrasi vaksin cacar monyet (monkeypox)./Istimewa

Bisnis.com, JAKARTA - Singapura melaporkan kasus cacar monyet (monkeypox) ketiga pada Kamis (14/7/2022), sehingga jumlah total kasus yang dilaporkan di negara itu sejak Juni menjadi enam.

Dalam pembaruan di situs webnya, Kementerian Kesehatan (MOH) mengatakan bahwa pasien tersebut adalah pria Singapura berusia 41 tahun.

Dia tidak terkait dengan kasus cacar monyet lainnya yang diumumkan sebelumnya oleh MOH, kata kementerian itu, dikutip dari channelnewsasia, Jumat (15/7/2022).

Pria itu saat ini dirawat di National Center for Infectious Diseases (NCID), dan kondisinya stabil. Dia mengalami ruam pada 9 Juli. Dia mencari perawatan medis pada 12 Juli dan dirawat di NCID pada hari berikutnya. Pelacakan kontak sedang berlangsung.

Ini menandai kasus cacar monyet keenam yang diumumkan di Singapura sejak Juni. Tiga kasus di antaranya adalah impor, dan tiga lainnya lokal. Tak satu pun dari kasus sejauh ini terkait.

Monkeypox adalah penyakit virus yang biasanya sembuh sendiri, dengan pasien pulih dalam 14 hingga 21 hari.

Mereka yang terinfeksi biasanya mengalami demam, sakit kepala, nyeri otot, sakit punggung, pembengkakan kelenjar getah bening, menggigil, lesu dan ruam.

"Penularan terjadi ketika seseorang melakukan kontak dekat dengan virus melalui hewan yang terinfeksi, orang yang terinfeksi atau lingkungan yang terkontaminasi," kata Kementerian Kesehatan Singapura.

"Tidak ada perawatan atau vaksin spesifik yang terbukti atau aman yang tersedia untuk infeksi cacar monyet."

Sebanyak 9.200 kasus cacar monyet telah dilaporkan di 63 negara, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Selasa (12/7/2022).

WHO akan mengadakan pertemuan kedua komite ahli monkeypox pada 21 Juli untuk memutuskan apakah wabah tersebut merupakan darurat kesehatan global.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper