Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah kandidat pengganti Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mulai mengambil langkah awal kampanye. Beberapa di antaranya mengusung berbagai program, termasuk pemotongan pajak.
Dilansir Bloomberg pada Minggu (10/7/2022), Mantan Menteri Kesehatan Sajid Javid dan Mantan Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt mengambil kesempatan dalam wawancara di The Telegraph pada Sabtu (9/7/2022) untuk mengumumkan kampanye mereka. Keduanya memiliki agenda kepemimpinan yang sama, yaitu pemotongan pajak.
Dalam wawancara terpisah dengan surat kabar tersebut, mereka mengatakan akan membatalkan rencana kenaikan pajak perusahaan dan menguranginya menjadi 15 persen dari 25 persen. Sementara itu, Javid berjanji untuk mengurangi pajak pendapatan yang diperkenalkan oleh Menteri Keuangan Rishi Sunak.
Mereka bergabung dengan tujuh kandidat lain termasuk pengganti Sunak Nadhim Zahawi, Menteri Luar Negeri Liz Truss, Menteri Transportasi Grant Shapps dalam memperebutkan posisi teratas bersama Sunak.
Sementara itu, Penny Mordaunt, Menteri Perdagangan yang disebut-sebut sebagai salah satu favorit untuk menggantikan Johnson, justru absen dari daftar kontestan Perdana Menteri.
Dalam mengumumkan pencalonannya di surat kabar Times, loyalis Johnson, Shapps, mengecam Sunak yang mengundurkan diri pada waktu yang hampir bersamaan dengan Javid pada hari Selasa.
"Saya tidak menghabiskan beberapa tahun terakhir yang penuh gejolak untuk merencanakan pembelotan terhadap Perdana Menteri. Saya tidak pernah memobilisasi kampanye kepemimpinan di belakangnya,” ungkap Shapp, dikutip Bloomberg Minggu (10/7/2022).
Sementara itu, Sunak mendeklarasikan pencalonannya pada hari Jumat dalam sebuah video yang menunjukkan bahwa rencana telah dikerjakan selama lebih dari beberapa hari. Kemudian, sebuah potongan video dari tahun 2007 muncul kembali yang menunjukkan Sunak membuat komentar meremehkan kelas pekerja.
Adapun Menlu Truss akan meluncurkan kampanyenya dengan berjanji bahwa dia akan mengadvokasi prinsip Konservatif klasik. Adapun Zahawi memulai kampanyenya dengan janji pajak rendahnya sendiri dan tampaknya mendapatkan dukungan bahkan sebelum dia mengumumkannya, termasuk dari mantan Menteri Irlandia Utara Brandon Lewis.
Truss berada tepat di belakang Sunak dalam jajak pendapat Opinium di Channel 4 News. Elektabilitas Sunak mencapai 25 persen sedangkan Truss mencapai 21 persen dalam survei anggota Partai Konservatif, yang akan memilih dari dua kandidat terakhir.
Dalam salah satu perkembangan yang lebih tak terduga Sabtu malam, seorang jurnalis Times men-tweet bahwa Tom Tugendhat, ketua komite urusan luar negeri House of Commons yang sering mengkritik Johnson, memenangkan dukungan dari Anne-Marie Trevelyan, Menteri Perdagangan Internasional dan anggota utama dari Kelompok Riset Eropa sayap kanan.
Dua kandidat lain yang diumumkan dari luar kabinet Johnson adalah Jaksa Agung pro-Brexit Suella Braverman dan Kemi Badenoch, menteri negara bagian untuk kesetaraan.
Menteri Pertahanan Ben Wallace, yang awalnya dipandang sebagai favorit untuk menggantikan Johnson, mengatakan pada hari Sabtu bahwa dia memutuskan untuk tidak mencalonkan diri.
Sementara itu, Johnson akan bertahan sampai penggantinya diumumkan, yang menurut partai akan dilakukan pada bulan September. Dia menunjuk pemerintah sementara yang dia tegaskan tidak akan membuat perubahan arah besar-besaran.
Komite 1922 anggota parlemen partai Konservatif sedang menyusun rencana untuk kontes kepemimpinan yang dipercepat. Setelah ada dua finalis utama, mereka akan memulai tur enam minggu di Inggris.
Setelahnya, lebih dari 100.000 anggota partai Konservatif akan memutuskan siapa yang mengisi posisi di 10 Downing Street sebagai Perdana Menteri.