Bisnis.com, JAKARTA - Boris Johnson memutuskan untuk mundur diri dari kursi Perdana Menteri Inggris setelah mendapat tekanan politik hebat akibat sejumlah skandal yang menimpa dirinya. Politisi Partai konservatif itu sempat ketemu Presiden Joko Widodo saat pertemuan kelompok negara maju (G7).
Jokowi dan Boris Johnson bertemu di Elmau, Jerman, pada 28 Juni 2022, di sela-sela pelaksanaan pertemuan tingkat tinggi negara G7. Uniknya, dalam pertemuan itu Johnson sempat 'meninju' Jokowi sebagai bentuk keakraban sesama pemimpin pemerintahan.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut mengatakan bahwa kedua pemimpin mengapresiasi kuatnya hubungan bilateral antara Indonesia dan Inggris.
Dalam pertemuan itu, ungkapnya, Boris Johnson menyampaikan adanya peta jalan antar Indonesia-Inggris untuk melakukan kerja sama bilateral sudah ada.
“Dengan sudah adanya roadmap tersebut, maka akan lebih mudah untuk memperkuat hubungan kedua negara,” kata Retno.
Hal lain yang disampaikan Presiden Jokowi dan PM Boris Johson adalah keduanya bersepakat untuk memperkuat kerja sama di bidang energi baru terbarukan (EBT) dan ketahanan pangan. Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam pertemuan tersebut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Duta Besar RI untuk Jerman Arif Havas Oegroseno.
Baca Juga
Presiden Joko Widodo (kiri) dan PM Inggris Boris Johnson bertemu di Elmau, Jerman, di sela-sela acara pertemuan negara maju G7, 28 Juni 2022./Setpres
Setelah 9 hari bertemu Jokowi, Boris Johnson memutuskan mundur diri dari kursi PM Inggris, di tengah gelombang tekanan politik dari pemerintahannya.
Dilansir Bloomberg pada Kamis (7/7/2022), sumber yang mengetahui rencana ini, mengatakan Johnson sempat berencana untuk bertahan di kursi PM Inggris dalam 48 jam ke depan. Namun, dia memutuskan untuk mengundurkan diri hari ini.
Dia akan tetap sebagai perdana menteri sementara hingga Oktober 2022. Setelahnya, pemimpin baru dari Partai Konservatif baru akan dilantik tepat saat konferensi tahunan partai.
Johnson pun dikabarkan akan memberikan pernyataan resmi pada hari ini. Pada hari Rabu waktu setempat, Johnson bersikeras tetap pada pemerintahan untuk mengisi kursi yang kosong. Namun, tekanan terus berlanjut pada Kamis pagi, dan anggota parlemen meninggalkan pemerintahan, termasuk Menteri Keuangan Rishi Sunak dan Menteri Kesehatan Sajid Javid.
Tekanan untuk mundur bahkan disampaikan oleh Menteri Keuangan yang baru saja diangkat, Nadhim Zahawi. Johnson akhirnya tunduk pada tekanan di dalam pemerintahannya sendiri.
Skandal yang Menimpa Boris Johnson
Seperti diketahui, sejumlah skandal menghantam Pemerintahan Boris Johnson selama berbulan-bulan. Johnson sebelumnya dihantam skandal sejumlah pesta yang dilakukan saat penguncian ketat (lockdown) Inggris untuk meredam pandemi Covid-19.
Skandal itu pada akhirnya menghasilkan 126 denda, termasuk satu yang dikenakan terhadap Johnson.
Tidak hanya itu, kandidat Konservatif 'dipukuli' habis-habisan dalam dua pemilihan khusus untuk mengisi kursi kosong di Parlemen, menambah ketidakpuasan di dalam partai Johnson.
Skandal terbaru Johnson dituding gagal berterus terang tentang seorang anggota parlemen yang diangkat ke posisi senior meskipun ada klaim pelanggaran seksual.