Bisnis.com, JAKARTA - Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) masih terbuka bagi partai politik (parpol) lain yang ingin bergabung. Saat ini, KIB masih terdiri dari trio parpol yakni partai Golkar, Partai Amanat Nasional (PAN), dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Politisi Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia menyampaikan bahwa seluruh ketua umum (ketum) partai di KIB masih terus membuka komunikasi dengan parpol lain yang ingin bergabung.
"Pak Airlangga [Ketum Golkar] masih sangat terbuka dan saya kira kesepakatannya juga dengan Pak Zulkifli Hasan [Ketum PAN], dengan Pak Suharso '[Ketum PPP], masih membuka diri untuk mengkomunikasikan dan kemungkinan menambah partai politik untuk bergabung dalam koalisi ini juga," ungkapnya kepada awak media di Gedung Nusantara II, Jakarta, Kamis (7/7/2022).
Doli juga mengungkapkan salah satu syarat yang harus dipenuhi parpol untuk bergabung dengan KIB adalah memiliki visi yang sama.
Lebih lanjut, Ketua Komisi II DPR tersebut menyampaikan bahwa dalam waktu dekat KIB akan mensosialisasikan programnya ke masyarakat.
"Apa [nanti] kita buat seminar atau kita buat hearing atau segala macam, itu yang sedang disusun," kata Doli.
Adapun, salah satu parpol yang diisukan bakal merapat ke KIB adalah Partai Nasional Demokrat (NasDem). Ketua DPP Partai NasDem Willy Aditya menyatakan bahwa partainya terbuka untuk berkoalisi dengan partai manapun dalam kontestasi Pilpres 2024.
Namun, jika bergabung dengan KIB, NasDem telah mengantongi tiga nama bakal capres yaitu Anies Baswedan, Ganjar Pranowo, dan Andika Perkasa.
“Kami akan bangun kesepahaman dengan partai-partai lain dengan tiga nama ini, siapa kira-kira mereka yang akan cocok,” ujar Willy, Jumat (17/6/2022).
KIB Sudah Punya Capres?
Koalisi Indonesia Baru (KIB) diketahui belum memiliki nama calon presiden (capres) dan wakil presiden (cawapres).
Doli mengatakan bahwa pembicaraan terkait nama capres dan cawapres yang akan diusung belum dilakukan. Pasalnya, saat ini KIB masih fokus merancang konsepsi negara ke depannya.
Penjelasan berbeda disampaikan Politisi PPP Arsul Sani. Dia mengatakan bahwa KIB sudah cukup solid karena sudah punya kesepakatan dasar, termasuk soal capres.
"Tiga [partai] yang sudah membentuk KIB [Golkar, PAN, dan PPP], ini berdikusinya sudah cukup lama," ujar Arsul kepada awak media, pada Rabu (6/7/2022).
Beberapa pengamat menilai instruksi Ketum Golkar Airlangga Hartarto kepada jajarannya untuk berkonsolidasi dengan PAN dan PPP hingga ke akar rumput bisa dipandang sebagai strategi KIB dalam menentukan capres dan cawapres di Pilpres 2024.
"Saya instruksikan galang kerja sama dengan PPP dan PAN mulai dari provinsi hingga kabupaten/kota. Tentu kami bahas konsolidasi dan persiapkan apa yang jadi arah bersama, yaitu visi dan misi ke depan, dipastikan sampai akar rumput kami bekerja sama KIB," kata Airlangga beberapa waktu lalu.
Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia Adi Prayitno menilai langkah Partai Golkar tersebut menunjukkan KIB serius untuk memunculkan capres dari kalangan internal koalisi.
Menurut Adi, pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto untuk melakukan konsolidasi KIB itu adalah sebagai upaya untuk menepis dugaan pembentukan KIB hanya sebagai sekoci untuk mengusung kandidat tertentu dalam Pilpres 2024.
"Saya kira KIB ingin menepis dugaan-dugaan bahwa KIB hanya sekedar sekoci untuk Ganjar Pranowo, misalnya. Jadi tidak mengherankan kalau kemudian KIB ingin terus melakukan konsolidasi di antara tiga partai dari tingkat pusat hingga daerah," kata Adi kepada wartawan, Rabu (6/7/2022).
Di sisi lain, ada dugaan perintah konsolidasi itu menjadi strategi KIB untuk mengulur waktu hingga PDI Perjuangan menentukan siapa capres yang akan diusungnya atau secara otomatis status Ganjar Pranowo menjadi jelas.