Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku dampak geopolitik yang terjadi khususnya akibat perang antara Rusia dan Ukraina turut berpengaruh terhadap kenaikan sejumlah kebutuhan masyarakat.
Menurutnya, selain berpengaruh pada harga minyak mentah dunia, perang ini juga mengakibatkan harga pangan di seluruh dunia naik, salah satunya gandum. Adapun, Indonesia menjadi salah satu negara yang mengimpor gandum cukup besar untuk berbagai kebutuhan.
"Hati-hati yang namanya komoditas pangan dunia, ini naik semuanya. Utamanya gandum. Kita juga impor gandum besar sekali, 11 juta ton impor gandum kita," katanya dalam acara Puncak Peringatan Hari Keluarga Nasional ke 29, dikutip dari YouTube Setpres, Kamis (7/7/2022).
Menurutnya, kenaikan harga gandum ini akan berdampak ke berbagai produk hasil olahan gandum di Tanah Air, seperti harga mie instan dan roti.
"Ini hati hati, yang suka makan roti, yang suka makan mie, bisa harganya naik. Karena apa, karena ada perang di Ukraina," imbuh Jokowi.
Pasalnya, produksi gandum dunia hampir sekitar 30-40 persen itu berada di negara seperti Rusia, Ukraina dan Belarusia. Bahkan, dalam lawatannya ke Ukraina, Jokowi sempat berbincang dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengenai harga gandum tersebut.
Baca Juga
"Di Ukraina saja ada stok gandum waktu saya ke sana, saya tanya langsung ke presiden Zelensky, berapa stok yang ada di Ukraina 22 juta ton. Stok enggak bisa dijual. Kemudian ada panen baru ini 55 juta ton. Artinya stoknya sudah 77 juta ton," katanya.
Selanjutnya, dia melanjutkan bahwa saat kunjungan ke Rusia, dirinya juga bertanya ke Presiden Rusia Vladimir Putin terkait stok gandum di Rusia yang disebutkan bahwa stok gandum Rusia sebanyak 137 juta ton.
Dengan demikian, Jokowi berharap perang Rusia-Ukraina dapat segera usai agar rantai pasok pangan yang sempat terganggu bisa kembali normal.