Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pengamat: PKS - Demokrat Sulit Gabung PKB dan Gerindra

Sulit bagi Partai Demokrat dan PKS untuk bergabung dengan koalisi PKB dan Gerindra. 
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin)./Antara
Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA -- Pengamat Politik Pangi Syarwi Chaniago menilai sulit bagi Partai Demokrat dan PKS untuk bergabung dengan koalisi PKB dan Gerindra. 

Pasalnya, Gerindra dan PKB saat ini terlalu mendominasi jika nantinya keempat partai tersebut berkoalisi. Terlebih, ada asas egaliter atau kesamaan yang harus dijunjung tinggi.

"Menurut saya, agak keberatan Demokrat soal Gerindra dan PKB seolah-olah mereka ini memimpin koalisi yang lain ngikuti gitu. Jadi, kok rasa-rasanya ini seperti Gerindra mau memimpin koalisi," katanya saat dihubungi Bisnis, Senin (20/6/2022).

Dari kacamatanya, koalisi Kebangkitan Indonesia Raya belum menegakkan prinsip yang sama rata. Sehingga untuk Demokrat sendiri terlihat masih keberatan, pasalnya mereka mementingkan asas egaliter dan tidak ingin ada yang seolah memimpin koalisi.

Sementara bagi partai lain pun ada asas-asas yang dipegang seperti kesetaraan, persamaan, dan tidak ingin tidak dibeda-bedakan.

"Kalau PKS sih memang walaupun sudah membuka diri bahwa koalisi itu mungkin saja, tapi ada beban masa lalu pada pemilu sebelumnya bahwa PKS seperti ditinggalkan,"

Menurutnya, PKS akan mempertimbangkan sejarah tersebut untuk berkoalisi kembali dengan Gerindra sebab kala itu ada kebermanfaatan yang belum dirasakan oleh PKS.

Meski, tak dipungkiri memang PKS saat ini masih mengaku pihaknya terbuka pada kerja sama dengan partai manapun. Dengan catatan, PKS ingin ada prinsip saling menguntungkan, dimana satu sama lain saling bermanfaat.

"Kalau kemudian koalisi Kebangkitan Indonesia Raya ini ingin menarik PKS dan Demokrat itu tidak mudah dengan pola koalisi yang seolah-olah ingin memimpin," tambahnya.

Koalisi ini seakan-akan membuat PKS dan Demokrat hanya pengusung sehingga hal tersebut membuat citranya tidak baik di masa yang akan datang.

"Apalagi disebut mereka sudah deklarasi soal nama Muhaimin, udah makin gak ketemu tuh karena kan partai Demokrat ada kandidat sendiri AHY disitu," lanjutnya.

Sementara itu, PKS disebutnya belum ada kandidasi sehingga partai tersebut tentunya akan lebih pilah-pilih untuk menentukan keuntungan dari koalisi ini.

"Kalau mereka masuk pada koalisi yang kalah itu akan mengganggu partai mereka di 10 tahun kedepan, ini aja udah keengapan juga mereka," ujarnya.

PKS akan tetap mempertimbangkan kelompok ideologis atau pragmatik, tapi mereka tentu akan memilih yang berpeluang menang dengan melakukan kalkulasi ulang.

Sebelumnya, Wakil Ketua Umum PKB Jazilul Fawaid mengatakan partainya dan Gerindra membutuhkan partner lain dalam koalisi Kebangkitan Indonesia Raya.

"Ya dengan PKS dan Demokrat kita tetap menjalin komunikasi, sebab koalisi PKB dan Gerindra ini tetap membutuhkan teman nantinya, jadi terbuka untuk PKS yang saya sudah menjalin komunikasi baik dengan PKS dan Demokrat."

Namun, menurut Pangi ada kesulitan yang harus diselesaikan untuk menyatukan keempatnya.

"Kalau butuh teman ya, temannya juga akan menghitung dulu. Apalagi mereka seolah-olah tidak menjadi koalisi, koalisi kan ada asas kesetaraan, kesamaan, tidak ada yang mendominasi, tidak ada yang terlalu seolah-olah memimpin koalisi, gak nyaman yang lain jadinya," tutupnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper