Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NATO Perkuat Senjata di Ukraina Timur, Sebut Rusia Harus Dikalahkan

NATO membangun kesiapan yang lebih tinggi dan memperkuat kemampuan senjatanya di sepanjang perbatasan timur setelah invasi Rusia ke Ukraina.
Sekjen NATO Jens Stoltenberg./nato.int
Sekjen NATO Jens Stoltenberg./nato.int

Bisnis.com, JAKARTA - Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg mengatakan pihaknya akan membangun kesiapan yang lebih tinggi dan memperkuat kemampuan senjatanya di sepanjang perbatasan timur setelah invasi Rusia ke Ukraina.

Pernyataan itu disampaikannya setelah pembicaraan informal di Belanda dengan Perdana Menteri Mark Rutte dan para pemimpin Denmark, Polandia, Latvia, Rumania, Portugal dan Belgia menjelang KTT NATO yang lebih luas di Madrid pada akhir bulan ini.

"Di Madrid, kami akan menyetujui penguatan besar dari postur kemampuan senjata kami," katanya.

Dia mengatakan perlu kehadiran persenjataan yang lebih kuat dan siap tempur. Selain itu, perlu kesiapan yang lebih tinggi dan lebih banyak peralatan yang ditempatkan dari sebelumnya.

Menanggapi seruan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Selasa (14/6/2022) pagi untuk lebih banyak bantuan senjata jarak jauh, Stoltenberg mengatakan dia setuju bahwa Kyiv harus dipasok dengan persenjataan yang lebih berat, tetapi dia tidak memberikan rincian.

"Ukraina seharusnya memiliki lebih banyak senjata berat dan sekutu NATO telah menyediakan senjata berat ... dan mereka juga telah meningkatkannya," kata Stoltenberg seperti dikutip ChannelNewsAsia.com, Rabu (15/6/2022).

Dalam hal persenjataan, NATO harus bersatu dan perlu  memastikan bahwa Rusia harus dikalahkan, kata pemimpin Belanda Rutte kepada wartawan di Den Haag.

“Dan karena kita tidak dapat berkonfrontasi langsung antara pasukan NATO dan Rusia, yang perlu kita lakukan adalah memastikan bahwa Ukraina dapat melawan perang itu, bahwa ia memiliki akses ke semua persenjataan yang diperlukan,” katanya.

Ketika ditanya tentang aplikasi Swedia dan Finlandia untuk bergabung dengan aliansi itu, Stoltenberg mengatakan dia sedang mencari "jalan bersama ke depan" untuk menyelesaikan penolakan dari Turki, yang marah dengan apa yang dianggap sebagai dukungan Swedia terhadap militan Kurdi.

Setelah invasi 24 Februari Rusia ke Ukraina, yang disebut Moskow sebagai "operasi militer khusus", NATO telah meningkatkan kehadirannya di Baltik.

Karena itu, Stoltenberg mengatakan NATO akan memberikan penguatan lebih lanjut dari aliansi ketika semua 30 anggota bertemu 29-30 Juni di Ibu Kota Spanyol.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper