Bisnis.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan jajarannya untuk memusnahkan vaksin Covid-19 yang sudah kedaluwarsa.
Hal tersebut disampaikan oleh Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin dalam jumpa pers setelah rapat terbatas laporan vaksin kedaluwarsa di akun YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (31/5/2022).
Menkes menyampaikan bahwa stok vaksin yang kedaluwarsa itu merupakan vaksin hibah dan vaksin yang dibeli sendiri.
“Itu mulai terasakan karena sekarang begitu pandemi Covid-19 sudah mulai turun, kita mulai melaksanakan vaksinasi rutin dengan bulan imunisasi anak nasional yang baru kita luncurkan, kita merasa lemari esnya penuh diisi oleh vaksin Covid-19 yang memang sudah expired, yang sebagian besar itu berasal dari hibah," ungkapnya.
Oleh sebab itu, Menkes mengajukan usulan kepada Presiden Jokowi agar vaksin kedaluwarsa itu dimusnahkan dengan didampingi oleh aparat penegak hukum.
"Arahan Bapak Presiden agar pemusnahan itu dilakukan dengan sesuai aturan yang berlaku dan didampingi dengan BPKP, Jaksa Agung, dan aparat-aparat penegak hukum lainnya,” katanya.
Baca Juga
Menurutnya, upaya tersebut dilakukan untuk menjaga transparansi serta memastikan semuanya berjalan sesuai aturan yang berlaku.
“[Pemusnahan vaksin] itu penting segera dilakukan agar tidak menghambat program-program vaksinasi berikutnya karena gudang-gudangnya itu penuh," imbuh Budi.
Lebih lanjut, Menkes juga menjabarkan jumlah vaksin Covid-19 yang sudah diterima Indonesia hingga April 2022 mencapai 474 juta dosis, di mana sekitar 130 juta diantaranya merupakan vaksin hibah atau donasi.
“Jadi, pemerintah tidak mengeluarkan uang untuk memperolehnya. Sedangkan sisanya sekitar 344 juta itu adalah vaksin yang kita beli," katanya.
Dia melanjutkan, sampai akhir tahun bakal ada lagi sekitar 74 juta vaksin Covid-19 yang tiba di Indonesia. Vaksin itu merupakan vaksin hibah dan sisa kontrak di awal 2021.
Menurut Menkes, vaksin hibah yang akan datang merupakan kelebihan stok vaksin di negara-negara maju dengan tanggal kedaluwarsa yang relatif sudah dekat. Hibah tersebut, sambungnya, dilakukan dengan alasan Indonesia sangat cepat dalam melakukan vaksinasi.
“Negara maju mengetahui [vaksin Covid-19 mereka] akan bisa dimanfaatkan dengan cepat [di Indonesia]," ujarnya.
Kendati demikian, Budi tidak menampik bahwa belakangan program vaksinasi Covid-19 di Tanah Air melambat karena sebagian besar masyarakat Indonesia sudah divaksinasi.