Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Kesehatan RI (Kemenkes) telah mengonfirmasi 14 kasus hepatitis akut misterius yang tersebar di sejumlah wilayah Indonesia. Aktivitas pembelajaran tatap muka (PTM) haruskah disetop?
Sekretaris Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyebutkan PTM di sekolah masih dilanjutkan lantaran lambatnya angka pertambahan kasus hepatitis akut yang terjadi di Indonesia.
Lebih lanjut, Nadia menjelaskan bahwa penanganan kasus hepatitis akut oleh pemerintah Indonesia hingga saat ini masih berjalan lancar dan dapat dilakukan dengan semaksimal.
“Tidak perlu ya [setop PTM], karena besarnya masalah hepatitis akut di Indonesia masih dapat ditangani dan diantisipasi sampai saat ini,” tegas Nadia saat dikonfirmasi Bisnis, Minggu (22/5/2022).
Meskipun demikian, Nadia menegaskan bahwa seluruh anak-anak yang menjalani PTM, diwajibkan untuk terus menerapkan protokol kesehatan (prokes) yang telah memenuhi syarat.
Nadia juga mengimbau masyarakat, terutama orang tua dan pihak sekolah untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran kasus hepatitis akut di kalangan anak-anak.
Sekedar informasi, Kemenkes sebelumnya telah bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk menjalankan sejumlah upaya pencegahan penyebaran penyakit hepatitis akut di lingkungan sekolah.
“Pertama, kita kemudian memperkuat program unit kesehatan sekolah (UKS), terutama untuk memantau peningkatan surveilan demam kuning atau gejala mual muntah yang muncul pada anak sekolah,” ucap Nadia usai menghadiri Diskusi Dialektika Demokrasi di Gedung DPR/MPR Senayan, Jakarta, Kamis (19/5/2022).
Kedua, Kemenkes dan Kemendikbudristek sendiri telah mengeluarkan surat edaran (SE) ke sejumlah dinas kesehatan provinsi dan kabupaten kota untuk dapat menggencarkan media edukasi perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di sekolah, yang dilakukan oleh fasilitas kesehatan setempat atau puskesmas.
“Ketiga, kami akan mengeluarkan surat edaran (SE) mengenai petunjuk teknis terkait antisipasi hepatitis akut di institusi pendidikan, termasuk langkah-langkah untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap penyakit ini,” kata Nadia.
Sikap antisipatif tersebut juga termasuk dalam memastikan bahwa kantin di sekolah-sekolah harus bersih, sehat, serta memenuhi standar kesehatan yang telah ditentukan. Nadia menegaskan bahwa hal tersebut merupakan kewajiban sekolah untuk dapat memastikannya.