Bisnis.com, JAKARTA - Ustaz Abdul Somad (UAS) saat ini menjadi perbincangan hangat setelah ditolak masuk oleh Imigrasi Singapura pada Selasa (17/5/2022). Penolakan tersebut mendapat beragam banyak respon, salah satunya dari politisi Indonesia Fahri Hamzah.
Fahri menilai bahwa dengan ditolaknya kunjungan seseorang dari negara tetangga merupakan tindakan keimigrasian yang tidak beradab dan melanggar nilai-nilai dari ASEAN.
“Menolak perjalanan pribadi seorang biksu Myanmar atau pendeta Singapura atau Ustadz Indonesia bukanlah sebuah tindak keimigrasian yg beradab. Apalagi jika perjalanan itu murni perjalanan wisata dgn perempuan dan anak bayi dibawah 1 tahun. Ini melanggar nilai2 dasar ASEAN,” cuit akun Twitter @fahrihamzah pada Rabu (18/5/2022)
Politisi Partai Gelora tersebut juga menambahkan bahwa pada kasus UAS ini karena perkembangan dari Islamophobia yang tersebar luas. Dia menyebutkan bahwa Islamophobia ini merupakan penyakit umat manusia saat ini.
Dengan demikian, Fahri Hamzah juga mengingatkan bahwa Persatuan Bangsa Bangsa (PBB) sudah menetapkan 15 Maret sebagai Hari Internasional Melawan Islamophobia sekaligus menjadi penutup dari tanggapannya tersebut.
“Itulah sebabnya PBB menetapkan tanggal 15 Maret sebagai hari Internasional melawan Islamophobia. PBB telah mulai melancarkan kampanye global untuk melawan penyakit sosial ini. Kasus UAS ini dapat menjadi pelajaran awal di kawasan ASEAN. Paling tidak di dlm negeri sendiri. Tks," ucapnya.
Sebagai informasi, UAS ditolak oleh Singapura karena beberapa alasan. Salah satunya adalah Abdul Somad dianggap sebarkan ajaran ekstremis dan segregasi terhadap masyarakat multi-ras dan multi-agama di Singapura.
Dalam siaran pers melewati portal resmi pemerintahan Singapura mha.gov.sg pada (17/5/2022), Kementerian Dalam Negeri Singapura menyebutkan bahwa UAS membuat komentar yang merendahkan anggota komunitas agama lain, seperti Kristen, dengan menggambarkan salib Kristen sebagai tempat tinggal orang kafir (roh/setan).