Bisnis.com, JAKARTA - Salah satu amaliah yang dianjurkan di hari raya Idulfitri ataupun Iduladha adalah mandi sunnah sebelum salat Id.
Hal ini sebagaimana dijelaskan Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjudul al-Adab fid Din dalam Majmu'ah Rasail al-Imam al-Ghazali.
Dikutip dari nu online, yang dimaksud mandi di sini bukan mandi biasa, tetapi mandi di pagi hari dengan mengguyur seluruh tubuh dan anggota badan, yakni dari rambut di kepala hingga telapak kaki dengan air.
Menurut Imam Al-Ghazali Waktu pelaksanaan mandi bisa sebelum atau setelah salat subuh di pagi hari itu sebagaimana petunjuk Imam al-Ghazali di atas.
Atau jauh sebelumnya, yakni mulai tengah malam sebagaimana penjelasan Syekh al-Baijuri dalam kitabnya Hasyiyatu Asy-Syaikh Ibrahim al- Baijuri ala Syarh al-Allamah Ibn al-Qasim al-Ghazi ‘ala Matn asy-Syaikh Abi Syuja’
“Waktu masuknya mandi sunnah (Idul Fitri/Idul Adha) adalah pada tengah malam.”
Baca Juga
Adapun lafal niatnya sebagaimana petunjuk Syekh al-Baijuri dalam kitab tersebut sebagai berikut:
(Nawaitul ghusla li ‘îdil fithri sunnatan lillâhi ta’âlâ)
Artinya: “Aku niat mandi untuk merayakan Idul Adha/Idul Fitri sebagai sunnah karena Allah taála.”
Adapun urutan tata cara mandi Idul Fitri adalah sebagai berikut
: 1. Menyiram seluruh tubuh dari atas sampai bawah, kanan dan kiri, menggunakan air suci yang mensucikan.
2. Sebelum memulai mandi, membaca niat mandi Idul Fitri sebagaimana dituliskan di atas.
3. Pada saat guyuran air pertama, melafalkan niat mandi Idul Fitri di dalam hati.
4. Mendahulukan mengguyur anggota tubuh bagian kanan kemudian bagian kiri.
5. Selanjutnya menyela-nyela bagian lipatan tubuh agar memastikan seluruh anggota tubuh telah terkena air.
6. Setelah itu melanjutkan mandi seperti biasanya, seperti memakai sabun, keramas, menyikat gigi, dan seterusnya.
