Bisnis.com, JAKARTA - Pada bulan ramadan, umat Muslim yang sudah baligh, mampu, sehat dan bukan dalam dalam keadaan bepergian jauh (jarak 82 km), wajib untuk melakukan puasa selama satu bulan penuh.
Dalil wajib puasa ramadan sendiri adalah sebagai berikut “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah [2]: 183)
Rasulullah juga bersabda, “Islam dibangun di atas lima perkara: (1) bersaksi bahwa tidak ada yang berhak disembah melainkan Allah dan bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan Allah; (2) menunaikan shalat; (3) menunaikan zakat; (4) menunaikan haji ke Baitullah; dan (5) berpuasa Ramadhan” (HR al-Bukhari dan Muslim).
Lantas apa sebenarnya keutamaan Puasa Ramadhan? Sebagai bulan paling mulia, melakukan puasa Ramadhan pada bulan itu memiliki banyak sekali keutamaan. Berikut adalah beberapa di antaranya:
1. Diangkatnya derajat
Salah satu keutamaan yang diperoleh bagi orang yang melaksanakan puasa Ramadhan adalah derajatnya di sisi Allah swt. akan diangkat.
Baca Juga
2. Sebagai kontrol syahwat
Keutamaan lain dari berpuasa adalah mampu mengontrol syahwat. Ketika syahwat berhasil dikontrol, akan terhindar dari godaan setan karena syahwat merupakan pintu masuk utamanya. Jika setan tidak menggoda, akan terhindar hari perbuatan maksiat.
3. Dilipatgandakan pahala
Dalam kalkulasi pahala, setiap amal ibadah akan dibalas sebesar 10, kali lipat 700 kali lipat, sampai besaran yang Allah kehendaki. Berbeda dengan puasa. Menurut Imam Al-Qruthubi (w. 1273 M), saking besar pahala yang diperoleh orang yang berpuasa di bulan Ramadhan, sampai-sampai hanya Allah yang tahu besarannya. S
Lafal Niat Puasa Ramadhan
Bagi orang yang hendak melaksanakan puasa Ramadan, dia wajib untuk berniat puasa. Terhitung sejak matahari terbenam sampai terbit fajar.
Berikut adalah lafal niatnya:
Nawaitu shauma ghadin ‘an adâ’i fardli syahri Ramadlâni hâdzihis sanati lillâhi ta‘âlâ
Artinya, “Aku berniat puasa esok hari demi menunaikan kewajiban bulan Ramadhan tahun ini karena Allah ta’âlâ.”
Menurut mazhab Syafi’i, niat puasa Ramadan wajib dilakukan pada setiap malamnya. Artinya, satu niat untuk satu kali berpuasa. Sementara menurut Imam Malik, diperbolehkan satu kali niat puasa untuk satu bulan puasa penuh bulan Ramadan. Oleh karena itu kita disunnahkan berniat untuk satu bulan penuh pada malam pertama Ramadan, dengan tetap niat untuk puasa-puasa berikutnya. Supaya andaikan nanti lupa niat, maka niat pada malam pertama itu bisa mencukupi.
Berikut adalah lafal niat untuk satu bulan penuh
Nawaitu shauma jamî’i syahri ramadlâni hadzihissanati taqlîdan lil imâm mâlikin fardlan lillâhi ta’âlâ. Artinya: “Saya berniat puasa selama satu bulan Ramadhan tahun ini dengan mengikuti Imam Malik, fardhu karena Allah ta’âlâ.” (KH A Idris Marzuki, Sabîl al-Hudâ, h.
Konsekuensi jika Meninggalkan Puasa Ramadan
Ada konsekuensi bagi orang yang meninggalkan puasa Ramadan. Syekh Salim bin Sumair dalam Safînah an-Najâh menjelaskan, adakalanya wajib qadlha sekaligus bayar fidyah, yaitu bagi orang yang tidak berpuasa karena kekhawatiran pada selain dirinya (seperti ibu menyusui yang khawatir terhadap kesehatan bayinya) dan orang yang memiliki tanggungan qadha puasa Ramadhan, tetapi belum diqadha sampai datang bulan Ramadhan berikutnya.
Adakalanya hanya wajib qadha, hal ini banyak terjadi seperti orang sakit ayan, orang yang melakukan perjalanan jauh, lupa niat pada waktu malam, dan lain-lain. Adakalanya hanya wajib membayar fidyah tanpa qadha, yaitu orang tua renta. Adakalanya tidak wajib qadha dan tidak wajib fidyah, yaitu orang gila yang tidak sengaja gilanya. (Salim bin Sumair, Safînah an-Najâh, h. 114)