Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah menetapkan awal Ramadan 2022 pada Sabtu (3/4/2022). Sebelum menetapkan tanggal tersebut, Menteri Agama Yaqut Cholil meminta masukan pada 3 ormas.
Ketetapan ini diputuskan dalam Sidang Isbat yang dipimpin Menag Yaqut Cholil Qoumas, Jumat (1/4/2022).
Keputusan diambil setelah mendengarkan laporan dari Direktur Urusan Agama Islam dan Pembinaan Syariah (Urais-Binsyar) Adib terkait hasil hisab dan rukyatul hilal.
Secara hisab, posisi hilal di seluruh Indonesia berada pada ketinggian 1 derajat 6,78 menit sampai 2 derajat 10 menit. Secara rukyat, tidak ada tim rukyatul hilal yang berhasil melihat hilal awal Ramadan.
Selain laporan Adib, sebelum menetapkan hasil isbat, Menag juga minta masukan dari perwakilan ormas.
Hal ini ditegaskan oleh Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Abdullah Jaidi yang juga hadir mengikuti sidang isbat.
Baca Juga
"Sebelum menetapkan awal Ramadan, menag selaku pimpinan sidang telah meminta pertimbangan dari berbagai ormas Islam," ujar KH Abdullah Jaidi saat telekonferens Hasil Sidang Isbat Awal Ramadan 1443 H di Jakarta, Jumat (1/4/2022), dikutip dri laman kemenag.go.id.
Ada tiga perwakilan ormas yang memberikan pertimbangan, yaitu: KH. Abd. Salam Nawawi, MA (Lembaga Falakiyah NU), Dr. KH. Sriyatin Siddiq, MA (Majelis Tarjih Muhammadiyah), dan KH. Syarif Ahmad Hakim (Persis).
Dua nama pertama mengikuti sidang isbat secara daring. Sedangkan, nama terakhir hadir di Auditorium HM Rasjidi gedung Kemenag yang menjadi lokasi sidang isbat.
Ketiganya adalah anggota Tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kemenag yang ditugaskan oleh ormas masing-masing.
Selain perwakilan ormas, sidang isbat yang digelar hybrid ini juga diikuti duta besar sejumlah negara sahabat, LAPAN, BRIN, BMKG, dan tim Unifikasi Kalender Hijriyah Kementerian Agama.