Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Apakah Ahli Kubur Mengenali Orang yang Menziarahinya?

Ibnu Hajar al-Haitami dengan riwayat yang menyatakan sesenang-senangnya mayat di alam kubur adalah ketika diziarahi oleh orang yang dicintainya semasa di dunia,”.
Suasana TPU Pondok Kelapa di Jakarta Timur yang ramai didatangi peziarah jelang bulan Ramadan, Sabtu (10/4/2021)./Antara
Suasana TPU Pondok Kelapa di Jakarta Timur yang ramai didatangi peziarah jelang bulan Ramadan, Sabtu (10/4/2021)./Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Banyak sekali kebaikan yang bisa dilakukan untuk orang yang telah meninggal. Salah satu kebaikan yang dapat dilakukan itu ziarah ke kuburnya dan mendoakannya.

Pertanyaannya, benarkah ahli kubur tahu siapa saja yang menziarahi kuburnya? Konon pada malam Jumat, ahli kubur berada di kuburnya dan menanti kiriman doa keluarganya.

Benarkah demikian? Kemudian, jika ahli kubur mengetahui siapa saja yang menziarahi kuburnya, bolehkah si keluarga atau si peziarah menyampaikan sesuatu atau meminta doa kepada mereka? Untuk menjawab beberapa pertanyaan ini, tentunya kita membutuhkan dalil dan pandangan para ulama, terutama para ulama Ahlussunnah wal Jamaah.

Dikutip dari nu.or.id, dalam riwayat Al-Baihaqi dalam Kitab Syu‘abul Iman dari Muhammad bin Wasi‘ disebutkan bahwa orang-orang yang telah meninggal mengetahui orang yang menziarahinya pada hari Jumat, serta satu hari sebelum dan setelahnya.

Hal ini ditegaskan oleh As-Suyuthi sebagaimana riwayat Al-‘Uqaili dari Abu Hurairah. Hal ini malahan pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam oleh seorang sahabat bernama Abu Razin.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengatakan untuk menyampaikan salam keselamatan untuk ahli kubur dari orang-orang muslim dan mukmin.

Menurut Rasul mereka mendengar, namun tidak bisa menjawab. 

Ditambahkan oleh As-Suyuthi, maksud “Mereka tidak mampu menjawab” di sini adalah menjawab dengan jawaban yang terdengar oleh orang hidup. Artinya, mereka tetap menjawab hanya saja tak terdengar oleh orang yang hidup.

Nabi Muhammad SAW bersabda tidaklah seorang laki-laki melintas ke kuburan laki-laki meninggal yang dikenalinya saat di dunia, kemudian dia mengucap salam kepadanya, kecuali Allah mengembalikan roh kepada (jasad)nya sehingga yang meninggal itu bisa menjawab salam kepadanya.

Lantas bagaimana keberadaan ahli kubur saat diziarahi seseorang? Benarkah mereka bergembira karena diziarahi dan didoakan?

Ibnu Hajar al-Haitami dengan riwayat yang menyatakan sesenang-senangnya mayat di alam kubur adalah ketika diziarahi oleh orang yang dicintainya semasa di dunia,”.

Logika sederhananya, jika orang hidup saja merasa senang saat dikunjung orang yang dicintainya, apalagi orang yang sudah meninggal. Bagaimana tidak, karena orang meninggal sudah berada di negeri yang terasing dari keluarga, saudara, dan kerabatnya.

Ketika mereka berziarah, memberi hadiah doa bacaan Al-Quran, atau hadiah sedekah, tentu ahli kubur sangat senang. Oleh karena itu Rasulullah SAW mensyariatkan ziarah, mendoakan mereka agar mendapat rahmat dan ampunan, namun beliau tak memperkenankan untuk menyampaikan sesuatu kepada  ahli kubur selain salam dan lantunan doa, meminta sesuatu secara langsung kepadanya, atau minta didoakan kepadanya sebagaimana pandangan ulama ahli hadits.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper