Bisnis.com, JAKARTA--Menteri Dalam Negeri Polandia Mariusz Kaminski mengatakan negara anggota Uni Eropa itu telah "mengusir 45 mata-mata Rusia yang berpura-pura menjadi diplomat".
“Kami telah membongkar jaringan layanan khusus Rusia di negara kami,” tulis Kaminski di Twitter seperti dikutip Aljazeera.com, Kamis (24/3/2022).
Duta Besar Rusia untuk Polandia Sergey Andreyev membenarkan pengusiran itu. “Tidak ada alasan untuk tuduhan semacam ini,” katanya, seraya menambahkan bahwa Rusia berhak mengambil tindakan pembalasan.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Polandia Lukasz Jasina mengatakan diplomat Rusia diberi waktu lima hari untuk meninggalkan negara itu, dengan pengecualian satu individu yang sangat berbahaya yang harus pergi dalam 48 jam.
“Rusia adalah tetangga kami dan tidak akan hilang dari peta Eropa, tetapi agresi terhadap Ukraina membuktikan bahwa negara itu adalah negara yang bermusuhan, dan bahkan memusuhi Polandia,” kata Jasina dalam jumpa pers di Warsawa.
Baca Juga
Dia tidak memberikan alasan spesifik mengapa mata-mata yang diusir itu, tetapi menyatakan bahwa mereka menimbulkan ancaman yang sangat serius pada saat Polandia menerima sejumlah besar pengungsi dari Ukraina.
“Aktivitas ilegal para diplomat ini juga dapat menimbulkan ancaman bagi orang-orang yang meninggalkan negara mereka untuk melarikan diri dari perang dan menemukan perlindungan di negara kami,” katanya.
Jasina juga mengatakan: “Polandia, berkoordinasi dengan sekutu kami, memutuskan untuk secara signifikan mengurangi staf diplomatik Kedutaan Besar Federasi Rusia.”
Pengumuman itu muncul beberapa jam setelah layanan kontra-spionase Polandia ABW mengidentifikasi mata-mata yang dicurigai dan meminta kementerian luar negeri untuk mengusir mereka.
Juru bicara ABW Stanislaw Zaryn mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa daftar tersangka telah dipindahkan ke kementerian luar negeri.
“Badan Keamanan Internal telah mengidentifikasi 45 orang, petugas dinas rahasia Rusia dan orang-orang yang terkait dengan mereka yang memiliki status diplomatik di Polandia,” kata Zaryn tanpa menyebut nama mereka.