Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah Rusia menegaskan penggunaan senjata nuklir tidak dilakukan secara serampangan. Senjata nuklir hanya akan dikeluarkan jika ada kekuatan asing yang mencabik-cabik kedaulatan negara Beruang Merah.
Pernyataan itu diungkapkan Moskow untuk meredam kekhawatiran dunia terkait potensi serangan nuklir di tengah kecamuk operasi militer di Ukraina.
Moskow menyatakan bahwa tujuan operasi khusus yang hampir berlangsung selama sebulan tidak untuk menduduki Ukraina.
Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa pelaksanaan operasi khusus dilakukan karena Moskow memiliki indikasi langsung, Ukraina tengah bersiap untuk melakukan serangan besar-besaran ke wilayah Donbass.
“Dalam beberapa hari, menjadi sangat jelas bagi kami, para ahli militer kami, bahwa Ukraina bermaksud meluncurkan serangan terhadap Donbass,” jelas Pekov dalam wawancara yang poin-poinnya dibagikan dalam grup Telegram Kementerian Pertahanan Rusia, Rabu (23/3/2022).
Rusia, lanjut Peskov, langkah Ukraina ini membuat khawatir. Sayangnya, komunitas internasional acuh terhadap kekhawatiran Rusia. Hal ini membuat Moskow memutuskan untuk melakukan operasi khusus guna mencegah serangan ke wilayah yang menjadi basis separatis pro-Rusia.
Baca Juga
Peskov juga menyanggah kabar bahwa operasi khusus di Ukraina berjalan tidak sesuai ekspektasi Kremlin. Dia menegaskan bahwa operasi masih berjalan sesuai dengan rencana.
“Operasi khusus berjalan secara ketat sesuai dengan rencana dan tugas yang ditetapkan sebelumnya,” jelasnya.
Adapun, tangan kanan Presiden Vladimir Putin itu juga memastikan militer Rusia dilarang melukai warga sipil, Rusia tidak menyerang sasaran sipil. Peskov juga memberikan jaminan bahwa Rusia tidak akan menggunakan senjata nuklir dalam pertempuran di Ukraina, kecuali ada kondisi yang mendorong penggunaan senjata pemusnah massal tersebut.
“Rusia dapat menggunakan senjata nuklir hanya jika ada ancaman nyata terhadap keberadaan negara.”