Bisnis.com, JAKARTA - Penanganan pandemi Covid-19 di Tanah Air mulai menunjukkan hasil positif. Sebanyak 86,6 persen populasi Indonesia dinyatakan telah memiliki antibodi terhadap Covid-19.
Hal tersebut diumumkan dalam survei terbaru Kementerian Kesehatan (Kemenkes) bersama dengan Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan Tim Pandemi Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) UI.
Serologi survey tersebut dilakukan pada November – Desember 2021. Dengan kata lain, 86,6 persen penduduk Indonesia memiliki kekebalan terhadap Covid-19 itu pada periode tersebut.
Seiring dengan masih dilakukannya vaksinasi Covid-19 maka jumlah penduduk yang memiliki kekebalan terhadap COVID-19 akan semakin bertambah.
Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan sero survey perlu dilakukan sebagai dasar bagi pemerintah dalam menentukan kebijakan yang berbasis bukti.
"Sero survey perlu dilakukan karena ini akan dipakai oleh pemerintah sebagai dasar dalam menentukan kebijakan yang berbasis bukti,” kata Budi seperti dikutip dari siaran pers, Sabtu (19/3/2022).
Baca Juga
Sekadar informasi, dasar dari penelitian tersebut adalah mengukur berapa banyak tingkat penduduk yang sudah mempunyai tingkat kekebalan terhadap SARS-CoV-2.
Tim Pandemi FKM UI Profesor Pandu Riono menjelaskan kekebalan imunitas seseorang menjadi dasar untuk mengendalikan pandemi. Kekebalan tersebut didapat dari upaya sistematis melalui vaksinasi dan didapat secara alami setelah seseorang terinfeksi SARS-CoV-2.
“Sejak Desember 2021, tepat pada penelitian ini berakhir, kami tahu berapa banyak penduduk berdasarkan umur, berdasarkan jenis kelamin, berdasarkan wilayah, yang mempunyai tingkat imunitas terhadap SARS-CoV-2,” kata Pandu.
Selain mengetahui proporsi penduduk yang memiliki kekebalan imunitas terhadap SARS-CoV-2, jelasnya, sero survey dilakukan untuk mengetahui berapa besar kadar antibodi yang dimiliki penduduk di Indonesia.
Kadar antibodi itu, lanjutnya, menjadi penting dalam menghadapi pandemi Covid-19 dengan berbagai varian virus. Apabila kadar antibodi di tubuh seseorang cukup tinggi, maka bisa menekan risiko yang sangat buruk dari pandemi ini.