Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

UPDATE Perang Rusia Vs Ukraina Hari Ke-22: Serangan Rusia Mulai Goyah, Putin Melunak  

Amerika Serikat mengingatkan China untuk tidak membantu Moskow menginvasi Ukraina di tengah gempuran tentara Rusia yang mulai goyah.
Pemandangan menunjukkan konvoi pasukan pro-Rusia saat konflik Ukraina-Rusia di luar kota Volnovakha yang dikuasai separatis di wilayah Donetsk, Ukraina, Sabtu (12/3/2022)./Antara-Reuters
Pemandangan menunjukkan konvoi pasukan pro-Rusia saat konflik Ukraina-Rusia di luar kota Volnovakha yang dikuasai separatis di wilayah Donetsk, Ukraina, Sabtu (12/3/2022)./Antara-Reuters

Bisnis.com, JAKARTA – Amerika Serikat (AS) mengingatkan China untuk tidak membantu Moskow menginvasi Ukraina di tengah gempuran tentara Rusia yang mulai goyah.

Dikutip dari channelnewsasia.com, Jumat (18/3/2022), pasukan Rusia tampaknya berhenti maju melakukan serangan di kota-kota Ukraina.

Amerika Serikat (AS) menyuarakan keprihatinan bahwa China mungkin membantu Moskow dengan peralatan militer saat perang memasuki minggu keempat, Kamis (18/3/2022).

Ibu kota Ukraina, Kyiv, mendapat serangan baru dari Rusia ketika tim penyelamat di pelabuhan Mariupol menggali korban selamat dari puing-puing bangunan yang dibom. Pejabat dari kedua negara (Rusia dan Ukraina) bertemu lagi untuk pembicaraan damai, tetapi belum membuahkan hasil perdamaian.

Sumber-sumber Barat dan pejabat Ukraina mengatakan serangan Rusia telah goyah sejak pasukannya menginvasi pada 24 Februari 2022, yang semakin memupus harapan akan kemenangan cepat dan pemecatan pemerintahan Presiden Volodymyr Zelenskyy.

Meskipun kemunduran medan pertempuran dan sanksi hukuman oleh Barat, Presiden Rusia Vladimir Putin telah menunjukkan sedikit tanda mengalah. Pemerintahnya mengatakan sedang mengandalkan China untuk membantu Rusia menahan pukulan terhadap ekonominya.

Amerika Serikat, yang minggu ini mengumumkan bantuan militer baru senilai US$800 juta ke Kyiv, khawatir bahwa Beijing "mempertimbangkan untuk membantu Rusia secara langsung dengan peralatan militer untuk digunakan di Ukraina", kata Menteri Luar Negeri Antony Blinken.
 
Presiden Joe Biden akan menjelaskan kepada Presiden China Xi Jiping dalam sebuah telepon pada hari Jumat (18/3/2022) bahwa Beijing "akan memikul tanggung jawab atas tindakan apa pun yang diperlukan untuk mendukung agresi Rusia, dan kami tidak akan ragu untuk mengenakan biaya," kata Blinken kepada wartawan.

China telah menolak untuk mengutuk tindakan Rusia di Ukraina atau menyebutnya sebagai invasi. China mengakui kedaulatan Ukraina tetapi Rusia memiliki masalah keamanan yang sah yang harus ditangani.

Amerika Serikat mengatakan ingin menghindari konfrontasi langsung dengan Rusia, bantuan militer China ke Moskow akan mengadu Washington dan Beijing - dua kekuatan terbesar dunia - di sisi berlawanan dari serangan terbesar di negara Eropa sejak Perang Dunia Kedua.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Nancy Junita
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper