Bisnis.com, PRAYA - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan tren perbaikan kondisi Covid-19 sudah terlihat dengan turunnya kasus positif, kasus aktif, kesembuhan, keterisian tempat tidur rumah sakit rujukan (BOR) dan kematian pasien.
Menurutnya, perbaikan ini akan lebih baik lagi dengan dilengkapi kekebalan komunitas sebagai salah satu kunci keberlangsungan aktivitas dan produktivitas utamanya terkait ekonomi di masa pandemi ini.
Oleh sebab itu, disebutkan, pemerintah juga tetap mengupayakan strategi perlindungan optimal bagi seluruh masyarakat melalui upaya vaksinasi.
"Sayangnya, laju vaksinasi nasional menurun dan belum menunjukkan kenaikan di bulan Maret ini," katanya, dikutip lewat kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (16/3/2022).
Menurutnya, vaksinasi seharusnya selalu ditingkatkan, terlebih pada provinsi dengan penambahan kasus mingguan yang tinggi dimana cakupan dan laju vaksinasinya rendah.
Seperti pada 15 provinsi dengan kasus mingguannya tertinggi diantaranya, Banten, diikuti NTT, Kalimantan Barat, Lampung, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Aceh, Sulawesi Utara, Papua Barat, Bengkulu, Kalimantan Selatan, Papua, dan Sulawesi Barat.
Dia menyampaikan bahwa cakupan vaksinasi kelima belasnya, masih kurang dari 70 persen, begitu pun cakupan booster-nya belum ada yang mencapai 30 persen.
Pemerintah Daerah setempat diminta mengejar cakupan vaksin dosis lengkap dan booster di daerahnya. Apabila vaksin yang tersedia mulai menipis, segera komunikasikan dengan Kementerian Kesehatan.
Selain dalam mendukung pemulihan ekonomi, kekebalan komunitas akan memberikan perlindungan lebih masyarakat dalam beraktivitas. Terlebih pula, tidak lama lagi masyarakat akan menyambut bulan puasa dan lebaran.
"Untuk itu, masyarakat juga dimohon untuk segera melengkapi vaksin dan melakukan booster sebagai pondasi pertahanan kekebalan komunitas," katanya.
Selain itu, dia mengatakan dalam masa adaptasi seperti saat ini, masyarakat harus secara mandiri menjalankan upaya pencegahan. Juga, membekali diri dengan pemahaman dan perilaku aman produktif Covid-19, terutama saat beraktivitas dalam sektor transportasi demi mendukung mobilitas masyarakat.
Masyarakat juga diharapkan bersikap jujur dengan tidak melakukan perjalanan jika sakit, disiplin mematuhi aturan penyedia jasa layanan transportasi yang telah ditetapkan, serta menunjukkan dokumen perjalanan benar dan resmi.
Di samping itu, masyarakat harus menutup 3 celah penularan agar tidak terpapar Covid-19 selama perjalanan. Yaitu, sebelum perjalanan, selama perjalanan dan sesudah perjalanan.
"Sehingga cara terbaik untuk menekan peluang penularan semaksimal mungkin yaitu dengan menutupi setiap celah penularannya," ujarnya
Menutup celah penularan dapat dilakukan dengan perilaku aman produktif Covid-19 dalam seluruh aktivitas.
Merujuk studi dari Ku dkk di Korea Selatan (2021), menyatakan pemakaian masker dan menjaga jarak masih efektif menurunkan peluang penularan khususnya di transportasi umum masing-masing sebesar 93,5 persen dan 98,1 persen.