Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Menteri Luar Negeri Rusia dan Ukraina Berunding di Turki Hari Ini, Dmytro Kuleba Pesimistis

Menteri Luar Negeri Rusia dan Ukraina akan mengadakan pembicaraan di Turki pada hari ini, namun wakil Ukraina pesimistis.
Lambang Z yang ada di tank milik pasukan Rusia yang digunakan untuk menyerang Ukraina/NDTV
Lambang Z yang ada di tank milik pasukan Rusia yang digunakan untuk menyerang Ukraina/NDTV

Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri Rusia dan Ukraina akan mengadakan pembicaraan di Turki pada hari ini, Kamis (10/3/2022).

Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba mengatakan menjelang pertemuan tatap muka dengan Rusia bahwa harapannya terbatas.

“Terus terang ... harapan saya tentang pembicaraan itu rendah," ujarnya dilansir BBC Internasional dikutip Kamis (10/3/2022).

Itu terjadi setelah Ukraina menuduh Rusia mengebom rumah sakit anak-anak - serangan yang dikatakan Kyiv adalah "kejahatan perang".

Ukraina mengatakan 17 orang terluka dalam serangan di Mariupol pada Rabu (9/3/2022). Tetapi, Wakil Duta Besar Rusia untuk PBB, Dmitry Polyanskiy, mengatakan, rumah sakit yang dibom telah "diubah menjadi objek militer oleh radikal [Ukraina]".

Mariupol - tempat tinggal sekitar 400.000 orang - telah dikepung oleh pasukan Rusia selama beberapa hari, dan upaya gencatan senjata berulang kali untuk mengizinkan warga sipil pergi telah gagal.

"Seluruh kota tetap tanpa listrik, air, makanan, apa pun dan orang-orang sekarat karena dehidrasi," ujar Olena Stokoz dari Palang Merah Ukraina, Rabu (9/3/2022).

Pesawat-pesawat tempur Rusia juga menghantam daerah pemukiman dalam serangan semalam di wilayah Sumy timur laut Ukraina, kata pejabat setempat.

Kementerian luar negeri Ukraina mengatakan, bahwa Kyiv sedang mencari "penghentian permusuhan dan perang melawan Ukraina oleh Rusia" segera.

Sementara itu, Rusia menuntut agar Ukraina membatalkan rencananya untuk bergabung dengan aliansi militer NATO, dan menjadi negara dengan status netral. Ia juga mengatakan Kyiv harus menerima yurisdiksi Moskow atas Krimea - semenanjung selatan Ukraina yang dianeksasi oleh Rusia pada tahun 2014.

Dan Rusia mendesak Kyiv untuk mengakui dua wilayah pemberontak yang memproklamirkan diri di Ukraina timur.

Dua putaran pembicaraan sebelumnya yang diadakan dalam beberapa hari terakhir gagal menemukan terobosan, meskipun kedua pihak yang bertikai sepakat untuk membangun koridor kemanusiaan untuk membantu mengevakuasi warga sipil dari beberapa kota yang terkepung.

Ukraina mengatakan pihaknya memperkirakan lebih banyak warga sipil akan diizinkan meninggalkan kota-kota yang dikepung oleh pasukan Rusia pada Kamis malam.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Indra Gunawan
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper