Bisnis.com, JAKARTA – Petani di Amerika Serikat terus tingkatkan produksi gandum untuk membantu memasok kebutuhan dunia, mengingat Ukraina sebagai produsen gandum saat ini tengah kesulitan menghadapi Rusia.
Melansir dari AlJazeera, Sabtu (5/3/2022), Ukraina telah lama menjadi pemasok dalam hal gandum karena suburnya tanah di negara tersebut. Menurut Departemen Pertanian Amerika Serikat, Ukraina menyumbang 12 persen dari total ekspor gandum dunia. Tahun ini juga diperkirakan memasok 16 persen ekspor jagung dunia.
Sekretaris Pertanian AS, Tom Vilsack mengatakan petani gandum di AS akan meningkatkan produksi untuk membantu mengimbangi dampak global dari terhentinya ekspor gandum Ukraina.
Meskipun produsen makanan di AS mendapatkan sebagian besar bahan mentah mereka di dalam negeri, tetapi setiap penurunan produksi dan ekspor dari Ukraina turut berdampak secara global melalui kenaikan harga.
AS pun meraup keuntungan dari kondisi ini. Perusahaan AS yang bergerak di agribisnis mendapatkan manfaat dari peningkatan permintaan global untuk produk utama, seperti gandum, jagung, dan kedelai.
Sementara itu, mengutip dari Bloomberg, China tak dapat lagi mengandalkan Ukraina untuk memasok bahan pangan. Selama ini China merupakan pembeli utama jagung, barley serta minyak bunga matahari dari Rusia dan Ukraina.
Importir di China pun meningkatkan aksi beli ke AS karena permintaan yang terus meningkat. Baru-baru ini bahkan pembeli di China memesan 10 kargo jagung untuk memenuhi kebutuhan pasar.