Bisnis.com, JAKARTA - Kota Kherson yang berlokasi strategis di Ukraina selatan pada muara pintu keluar Sungai Dneiper ke Laut Hitam, adalah pusat kota signifikan pertama yang jatuh sejak Rusia menginvasi Ukraina pada 24 Februari.
Rabu malam (2/3/2022), Wali Kota Kherson, Igor Kolykhayev, mengatakan bahwa pasukan Rusia berada di jalan-jalan dan memaksa masuk ke gedung dewan kota.
Mengambil alih kota adalah kemenangan signifikan bagi Presiden Rusia Vladimir Putin setelah serangkaian kemunduran militer. Rumah bagi sekitar 300 ribu orang, Kherson sejauh ini merupakan kota terbesar dan ibu kota regional pertama yang berada di tangan Rusia.
“Ini adalah kekalahan [bagi tentara Ukraina],” kata Andrew Simmons dari Al Jazeera, melaporkan dari Lviv, Ukraina Barat, yang dilansir pada Jumat (4/3/2022).
“Tank-tank meluncur ke dan dari daerah pusat, pasukan Rusia sedang berpatroli. Itu adalah pertempuran berdarah sampai akhir.”
Hanna Shelest, Direktur Program Keamanan di Think-Tank Prism Ukraina, mengatakan bahwa pasukan Rusia sekarang memiliki akses ke daratan dari Krimea, yang dianeksasi Rusia pada 2014.
Baca Juga
“[Ini kemajuan yang signifikan] juga karena di dekat Kherson, Anda memiliki akses ke air tawar yang memasok Krimea,” ucap Shelest.
Ukraina telah memutus pasokan air tawar di sepanjang kanal yang telah memasok 85 persen kebutuhan semenanjung itu setelah aneksasi.
Beberapa analis percaya bahwa salah satu tujuan tentara Rusia di tenggara Ukraina adalah untuk membangun ‘koridor darat’ yang menghubungkan dua wilayah yang memisahkan diri dan dipegang oleh pemberontak pro-Rusia dengan Krimea.
“Untuk saat ini, Rusia berusaha mendapatkan akses dari Krimea ke pantai dan mereka menyerang dua arah – ke timur ke arah Luhansk dan Mariupol, dan ke barat ke arah Kherson, Nikolaev [Mykolaiv] dan Odesa,” tambah Shelest.
Pelabuhan utama Odesa, kota terbesar ketiga di Ukraina, terletak sekitar 200 km (124 mil) barat Kherson. Jika pasukan Rusia mengambil alih Odesa, maka akan memotong akses Ukraina ke Laut Hitam. “Ini adalah pelabuhan terbesar, 70 persen ekspor kita melalui laut,” jelas Shelest.
Secara terpisah, di sebelah timur Kherson, dewan kota Mariupol mengatakan bahwa pasukan Rusia terus-menerus dan dengan sengaja menembaki infrastruktur sipil penting di sana.
“Para penyerbu secara sistematis dan metodis mencoba memblokade kota Mariupol,” ujar Wali Kota Vadym Boychenko dalam sebuah siaran video pada hari Kamis (3/3/2022).
“Serangan terus-menerus selama 24 jam terakhir telah memutus aliran air dan pasokan listrik dan pemerintah setempat membutuhkan gencatan senjata untuk memulihkan listrik,” tambahnya.
Di dekatnya, kota-kota kecil Berdyansk dan Melitopol juga telah diambil dan ditahan oleh pasukan Rusia.
Sementara itu, di kota Enerhodar, yang terletak di tepi Sungai Dneiper di barat daya kota Zaporizhzhia, warga pada Rabu (2/3/2022) memblokir jalan menuju pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa dalam bentrokan dengan pasukan Rusia.
“Pabrik nuklir berada di bawah perlindungan yang aman, semua orang berdiri di bawah bendera Ukraina. Tidak ada yang akan menyerahkan kota, orang-orang kami benar-benar bertekad,” kata salah satu seorang penduduk.
Selama pertemuan keamanan yang disiarkan televisi pada Selasa (1/3/2022), Presiden Belarusia dan sekutu Putin Alexander Lukashenko mempresentasikan hal yang tampak sebagai ‘peta invasi,’ berdasarkan Jurnalis Belarusia, Tadeusz Giczan.
“Peta itu menunjukkan Ukraina terbagi menjadi empat sektor dengan fasilitas militer dihancurkan oleh rudal dari Belarusia,” kata Giczan.
Shelest mengatakan peta menunjukkan pasukan mereka bahkan menduduki Moldova.
Kementerian Luar Negeri Moldova mengatakan pada Rabu (2/3/2022), peta menunjukkan potensi serangan di Moldova dari Odesa dan segera memanggil Duta Besar Belarusia Anatoly Kalinin.
Pada Kamis (3/3/2022), beberapa kota lain, termasuk Ibu Kota Kyiv, Kharkiv timur laut, dan Mariupol di tenggara terus diserang.
Namun, dalam pidato video terbarunya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan bahwa garis pertahanan Ukraina bertahan di tengah serangan multi-cabang Rusia.
Sementara itu, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) mengatakan bahwa setidaknya satu juta orang telah meninggalkan Ukraina dalam seminggu sejak invasi Rusia.