Bisnis.com, JAKARTA - Sekitar 200.000 orang tentara Rusia telah memposisikan diri seperti di sekitar Ukraina. Pada Kamis (24/2/2022) pagi, para tentara Rusia memasuki Ukraina dari Barat Daya, saat Presiden Vladimir Putin mengumumkan operasi militer khusus di Donbass.
Bahkan berdasarkan laporan, ketika Presiden Rusia, Putin, membuat pengumumannya, terdengar ledakan di seluruh Ukraina, termasuk di ibu kotanya Kyiv dan Kharkiv di Timur Laut Negara tersebut.
Keunggulan Militer Rusia
Presiden Rusia, Putin telah mengerahkan rudal dan roket dalam jumlah besar di sepanjang perbatasan Ukraina selama berminggu-minggu. Rusia adalah pemimpin dunia dalam hal teknologi rudal.
Rusia bisa menggunakan misilnya untuk melumpuhkan sistem pertahanan udara Ukraina saat pasukan daratnya masuk, menangkap instalasi penting, seperti pelabuhan atau bandara, dan membanjiri pasukan serta infrastruktur Ukraina.
Meskipun, dulu negara-negara Eropa Barat telah menyumbangkan peralatan militer ke Ukraina, tetapi kemampuan militer negara tersebut tidak seberapa bila dibandingkan dengan Rusia, yang memiliki angkatan bersenjata terkuat di dunia.
Menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI) yang melacak perdagangan senjata global, sebesar US$ 61,7 miliar, pengeluaran militer Rusia pada 2020 lebih dari sepuluh kali lipat dari US$ 5,9 miliar yang dikeluarkan Ukraina.
Perbandingan head-to-head kemampuan militer kedua negara, Rusia melebihi jumlah Ukraina di hampir setiap aspek. Menurut Global Fire Power, yang telah menganalisis kemampuan militer negara-negara di seluruh dunia sejak 2006. Rusia adalah negara yang paling kuat kedua secara militer, sedangkan Ukraina berada di peringkat 22 dari 140 negara.
Perbandingan Pasukan dan Peralatan
Rusia memiliki hampir 850.000 personel aktif, lebih dari tiga kali 250.000 untuk Ukraina. Melihat segi kekuatan udara, Rusia memiliki lebih dari 4.100 pesawat, dengan 772 pesawat tempur, sedangkan Ukraina hanya memiliki 318 pesawat, dengan 69 pesawat tempur.
Demikian pula, dalam hal kekuatan darat, Rusia memiliki sekitar 12.500 tank dan lebih dari 30.000 kendaraan lapis baja, sedangkan Ukraina hanya memiliki sekitar 2.600 tank dan 12.000 kendaraan lapis baja. Sementara Rusia memiliki sekitar 14.000 senjata artileri penarik dan otomatis, jumlah total Ukraina hanya lebih dari 3.000.
Senjata nuklir Rusia yang akan dipakai untuk berperang melawan Ukraina
Meskipun angkatan laut tidak mungkin melakukan kontak langsung dalam konflik ini, tetap saja, Rusia memiliki lebih dari 600 kapal angkatan laut, termasuk satu kapal induk, dibandingkan dengan total 38 kapal angkatan laut Ukraina. Untuk kemampuan siluman di laut, Rusia memiliki 70 kapal selam, sedangkan nol untuk Ukraina.
Rudal dan Bantuan dari Barat untuk Ukraina
Ukraina telah mempersenjatai diri dengan rudal anti-tank yang diambil dari Amerika Serikat (AS). Ratusan rudal Javelin telah diberikan ke Ukraina sejak Desember, yang akan membantu pasukan Ukraina untuk menargetkan tank Rusia.Ini adalah ‘man-portable fire-and-forget anti-tank missile,’ yang berarti bahwa seorang prajurit dapat menembakkan dari bahunya dan sistem pemandu inframerah otomatisnya akan menargetkan tank dari atas, yang merupakan bagian terlemah dari tank mana pun.
Oleksii Reznikov, Menteri Pertahanan Ukraina, telah men-tweet pasokan militer yang masuk dari berbagai kekuatan Barat, selain dari rudal Javelin juga termasuk rudal Stinger ‘man-portable surface-to-air,’ berton-ton amunisi, senapan, senapan mesin dengan penglihatan optik, penglihatan malam dan sistem pengawasan, dan peralatan militer lainnya.
Kemudian, pada 11 Februari, Reznikov telah men-tweet kedatangan 90 ton amunisi AS, yang katanya, telah membuat total bantuan militer saat itu menjadi lebih dari 1.300 ton.
Melansir dari The New York Times, Jumat (25/2/2022), AS telah memberikan lebih dari US$2,7 miliar ke Ukraina dalam bantuan keamanan sejak 2014, termasuk paket US$200 juta pada Desember yang terdiri dari peralatan, seperti Javelin dan sistem anti-armor lainnya, peluncur granat, artileri dalam jumlah besar, mortir, dan amunisi senjata ringan.
Namun, sekarang ‘invasi’ Rusia telah dimulai, maka semua ini tidak akan berarti apa-apa, mengingat supremasi militer Rusia atas tetangga baratnya yang jauh lebih kecil.