Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kurikulum Merdeka Buka Peluang Anak Didik Saling Berbagi Ilmu

Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, menjelaskan bahwa Kurikulum Merdeka memungkinkan anak didik belajar dari banyak sumber, termasuk teman-temannya.
Sejumlah murid mengukur suhu tubuhnya sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di SDN Lenteng Agung 07, Jakarta, Senin (27/9/2021). Pemprov DKI Jakarta mulai menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) tahap dua di 1.509 sekolah pada Senin (27/9), dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat di masa PPKM. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pras.
Sejumlah murid mengukur suhu tubuhnya sebelum mengikuti kegiatan pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di SDN Lenteng Agung 07, Jakarta, Senin (27/9/2021). Pemprov DKI Jakarta mulai menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) tahap dua di 1.509 sekolah pada Senin (27/9), dengan tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat di masa PPKM. ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso/pras.

Bisnis.com, JAKARTA - Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Zulfikri Anas menjelaskan, bahwa Kurikulum Merdeka memungkinkan anak didik belajar dari banyak sumber, termasuk teman-temannya.

"Kadang-kadang anak itu lebih paham kalau temannya yang saling berbagi. Cara yang dulu tidak mungkin ini terjadi, rankingnya hanya satu. Kalau berbagi ilmu dengan temannya jadi membuka peluang tersaingi," katanya dalam webinar dikutip dari YouTube Kemdikbud RI, Kamis (17/2/2022).

Zulfikri menyampaikan, Kurikulum Merdeka sangat membuka ruang kolaborasi antara murid dengan guru dan bahkan teman-teman sekelasnya.

Kelebihan lain dari kurukulum ini, sambungnya, anak atau murid bisa mengeksplorasi seluas-luasnya kekuatan atau minatnhya.

"Kalau orang bilang, ganti menteri ganti kurikulum tapi sekarang ganti anak ganti kurikulum karena setiap anak memiliki kurikulumnya sendiri," ungkapnya.

Lebih lanjut, dalam impelementasinya, Zulfikri menekankan guru harus mengenal anak didiknya.

"Langkah pertama, guru harus kenal betul muridnya. Jadi punya peta portofolio muridnya," katanya.

Dengan demikian, guru bisa mengetahui kemampuan awal dari masing-masing anak dan membuat proses pembelajarannya.

Menurutnya, hal ini memungkinkan anak didik memulai suatu pelajaran dari titik awal yang berbeda, dan akhirnya bisa berkolaborasi dengan teman-temannya untuk saling berbagi ilmu yang menjadi kekuatannya masing-masing.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Nancy Junita
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper