Bisnis.com, JAKARTA - Plt. Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Zulfikri Anas menjelaskan, bahwa Kurikulum Merdeka memungkinkan anak didik belajar dari banyak sumber, termasuk teman-temannya.
"Kadang-kadang anak itu lebih paham kalau temannya yang saling berbagi. Cara yang dulu tidak mungkin ini terjadi, rankingnya hanya satu. Kalau berbagi ilmu dengan temannya jadi membuka peluang tersaingi," katanya dalam webinar dikutip dari YouTube Kemdikbud RI, Kamis (17/2/2022).
Zulfikri menyampaikan, Kurikulum Merdeka sangat membuka ruang kolaborasi antara murid dengan guru dan bahkan teman-teman sekelasnya.
Kelebihan lain dari kurukulum ini, sambungnya, anak atau murid bisa mengeksplorasi seluas-luasnya kekuatan atau minatnhya.
"Kalau orang bilang, ganti menteri ganti kurikulum tapi sekarang ganti anak ganti kurikulum karena setiap anak memiliki kurikulumnya sendiri," ungkapnya.
Lebih lanjut, dalam impelementasinya, Zulfikri menekankan guru harus mengenal anak didiknya.
Baca Juga
"Langkah pertama, guru harus kenal betul muridnya. Jadi punya peta portofolio muridnya," katanya.
Dengan demikian, guru bisa mengetahui kemampuan awal dari masing-masing anak dan membuat proses pembelajarannya.
Menurutnya, hal ini memungkinkan anak didik memulai suatu pelajaran dari titik awal yang berbeda, dan akhirnya bisa berkolaborasi dengan teman-temannya untuk saling berbagi ilmu yang menjadi kekuatannya masing-masing.