Bisnis.com, JAKARTA – Sinovac, selaku pengembang CoronaVac mengklaim bahwa vaksin yang dibuat masih tinggi efektivitasnya dalam melawan Covid-19 varian Omicron.
Hal itu disampaikan Vice President of Sinovac (Hong Kong) Biotech Ltd Weining Meng dalam acara Media Education Session pada Selasa (8/2).
“Sinovac masih dapat digunakan untuk memberikan perlindungan diri dari Omicron,” ujar Meng kepada media, Selasa (8/2/2022).
Penelitian yang dibagikan secara online memeriksa apakah vaksin Covid-19 dari orang yang telah mendapatkan dua dan tiga dosis Coronavac dapat menetralkan varian Omicron.
Tingkat serokonversi antibodi penetral adalah 95 persen untuk vaksin 2 dan 3 dosis. Masing-masing menunjukkan bahwa dosis ketiga Coronavac membantu meningkatkan antibodi penetralisir.
Jika dibandingkan dengan kadar antibodi penetralisir dalam populasi yang divaksinasi dengan dua dosis, tiga dosis coronavac menginduksi tingkat netralisasi lebih tinggi terhadap varian omicron. Studi ini menunjukkan masih lebih tinggi dari dua dosis produk yang tidak aktif terhadap mutasi Delta.
Sementara itu, pada penelitian sebelumnya, data di Brasil, Chili, dan negara-negara lain menunjukkan bahwa efisiensi perlindungan dari dua dosis vaksin inactive terhadap Delta sebesar 80 persen. Oleh karena itu, para peneliti percaya bahwa inokulasi dengan tiga dosis coronavac membantu memberikan perlindungan yang efektif terhadap Omicron.
Lebih lanjut, menanggapi adanya pembaruan vaksin, Meng menyatakan bahwa Sinovac telah melakukan pembaruan vaksin untuk Covid-19. Sebelum Omicron muncul, peneliti dari perusahaan tersebut telah melakukan pembaruan vaksin untuk varian sebelumnya seperti Alpha, Beta, dan Gamma.
“Vaksin telah tersedia, data terkait mutu produksi dan uji pada hewan sudah tersedia, tapi belum dilakukan uji klinis, kami akan lakukan segera dalam waktu dekat,” jelas Meng.
Meng berharap nantinya Sinovac dapat memproduksi vaksin multivarian sehingga lebih efektif dalam mencegah banyak varian.
“Sinovac akan mengembangkan vaksin multivarian, tentunya yang berbasis inactivated vaccine,” ungkapnya.