Bisnis.com, JAKARTA - Dua tahun setelah penyebaran pandemi, beberapa negara telah menyatakan niat mereka untuk mulai menangani Covid-19 seperti penyakit endemi lainnya, sebagaimana flu musiman.
Meskipun mencatat tingkat infeksi yang relatif tinggi di tengah hingar bingar penyebaran varian Omicron, namun sejumlah negara termasuk Inggris dan Irlandia telah melonggarkan pembatasan pada kehidupan publik secara drastis.
Alasannya, varian Omicron menyebabkan penyakit tidak terlalu parah, meskipun tetapi sangat menular sebagaimana hasil penelitian sementara.
Denmark telah mengumumkan rencana untuk mencabut semua pembatasan mulai pekan ini. Alasannya, Kementerian Kesehatan mengumumkan bahwa Covid-19 tidak akan lagi dikategorikan sebagai berbahaya bagi masyarakat.
Pesan resmi dari para pemimpin politik di Spanyol, Inggris, dan di tempat lain menekankan bahwa masyarakat perlu belajar untuk hidup dengan virus.
“Covid-19 tidak akan hilang. Dia akan bersama kita selama bertahun-tahun, mungkin selamanya, dan kita harus belajar untuk hidup dengannya,” ujar Sajid Javid, Menteri Kesehatan Inggris dalam satu kesempatan.
Dia meyakini negaranya akan memimpin Eropa dalam transisi dari pandemi ke endemi dan akan menunjukkan kepada dunia bagaimana kita dapat hidup dengan Covid-19.
Hanya saja, pejabat dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa terlalu dini untuk memperlakukan Covid-19 sebagai penyakit endemi dengan menekankan bahwa evolusi virus tidak pasti. Bahkan lembaga itu mencatat bahwa dalam skala global pandemi terus mengamuk.
“Kami masih memiliki sejumlah besar ketidakpastian dan virus yang berkembang cukup cepat sehingga memberikan tantangan baru. Kami tentu tidak pada titik di mana kami dapat menyebutnya endemi,” ujar pejabat darurat senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood seperti dikutip Aljazeera.com, Minggu (30/1/2022).