Bisnis.com, JAKARTA — Kasus dugaan perbudakan menimpa Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin-Angin. Namun demikian, polisi justru membeberkan fakta lain soal dugaan perbudakan tersebut.
Polisi justru mengungkap fakta sebaliknya. Menurut mereka, keberadaan orang dalam kerangkeng di rumah Bupati Langkat itu justru diantarkan langsung oleh keluarganya.
Adapun isu mengenai perbudakan bermula saat petugas Komisioner Pemberatasan Korupsi (KPK) menindak Cana terkait kasus suap beberapa waktu lalu.
Di belakang rumah Bupati Langkat tersebut ada dua unit sel menyerupai kerangkeng yang terbuat dari besi.
Bentuk kerangkeng tersebut nyaris menyerupai penjara lengkap dengan gembok. Setidaknya ada 40 orang yang sempat dikurung dalamnya.
Puluhan orang tersebut diduga adalah para pekerja sawit yang diperlakukan secara tidak manusiawi.
Baca Juga
Isu perbudakan kemudian semakin kencang ketika Migrant Care ikut bersuara. Ketua Pusat Studi Migrasi Migrant CARE Anis Hidayah, menyebut bahwa para pekerja yang dipekerjakan di kebun kelapa sawitnya, sering menerima penyiksaan, dipukuli sampai lebam-lebam dan sebagian mengalami luka-luka.
Para pekerja tersebut dipekerjakan di kebun kelapa sawit Terbit selama 10 jam, dari jam 8 pagi sampai jam 6 sore. Setelah usai berkerja, mereka akan kembali dikurung di dalam kerangkeng tanpa akses komunikasi dari dan ke dunia luar.
Setiap hari mereka hanya diberi makan 2 kali sehari. Pun selama berkerja mereka tidak pernah menerima gaji.
Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Hadi Wahyudi membenarkan soal temuan penjara di rumah Bupati Langkat. "Informasi dilapangan betul [ada kerangkeng di rumah Bupati Langkat]," kata Hadi saat dihubungi Bisnis, Senin (24/1/2022).
Hadi mengatakan berdasarkan pengakuan sementara dari penjaga, kerangkeng tersebut digunakan untuk penampungan orang kecanduan narkoba. Menurutnya, tempat tersebut dibuat atas inisiatif Terbit. Penemuan kerangkeng itu saat tim KPK melakukan OTT di rumah Terbit.
Polisi Ungkap Fakta Sebaliknya
Selang sehari, polisi menyebut pihak keluarga menyerahkan secara sukarela penghuni kerangkeng manusia di rumah Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Perangin Angin.
Pernyataan ini seolah membantah klaim dari pihak Migrant Care mengenai dugaan perbudakan melalui pemenjaraan sejumlah orang di rumah Bupati Langkat.
Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Ahmad Ramadhan menyebut kerangkeng itu merupakan penampungan orang-orang yang kecanduan narkoba dan kenakalan remaja. Para penghuni, kata Ramadhan,diserahkan ke pengelola kerangkeng itu oleh pihak keluarga untuk dibina.
"Yang mana orang-orang tersebut dibina kecanduan narkoba dan kenakalan remaja diserahkan dengab membuat surat pernyataan warga binaan," kata Ramadhan, Selasa (25/1/2022).
Ramadhan menyebut para penghuni kerangkeng sebagijan dipekejakan di kebun kelapa sawit milik Bupati Langkat Terbit Rencana Peranginangin.
Ramadhan menyebut mereka dipekerjakan dengan maksud agar memiliki keahlian yang dapat berguna saat mereka keluar. Hanya saja, kata dia mereka hanya diberi makan dan tidak diberi upah.
Ramadhan menyebut berdasarkan penyelidikan awal, ditemukan bahwa kerangkeng itu berdiri di atas tanah dengan luas 1 hektare, dengan luas gedung 6x6 yang terbagi menjadi dua kamar dengan kapasitas 30 orang.
"Di mana per kamar dibatasi dengan menggunakan jeruji besi sebagaimana layaknya bangunan sel," kata Ramadhan.
Sebelumnya, Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Peranginangin diduga memiliki kerangkeng manusia di rumahnya.
Hal tersebut dibenarkaan Kabid Humas Polda Sumatera Utara Kombes Hadi Wahyudi. Terdapat dua kerangkeng manusia yang terletak halaman di rumah Terbit.
"Informasi dilapangan betul (ada kerangkeng di rumah Bupati Langkat)," kata Hadi saat dihubungi Bisnis, Senin (24/1/2022).
Hadi mengatakan berdasarkan pengakuan sementara dari penjaga, kerangkeng tersebut digunakan untuk penampungan orang kecanduan narkoba.
Hadi menyebut tempat tersebut dibuat atas inisiatif Terbit. Penemuan kerangkeng itu saat tim KPK melakukan OTT di rumah terbut.
"Penampungan orang-orang yang kecanduan narkoba dan kenakalan remaja, yang diserahkan oleh orang tuanya, tempat trsebut dibuat inisiatif bupati langkat yang ditangkap OTT KPK," kata Hadi.