Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Taspen Life Bantah Kasus di Kejagung Terkait dengan Induk Usaha

Perkara tindak pidana korupsi yang tengah ditangani Kejagung, tidak terkait dengan PT Taspen sebagai induk usaha.
Logo Taspen Life
Logo Taspen Life

Bisnis.com, JAKARTA--PT Taspen Life meyakini semua direksi yang saat ini menjabat tidak terlibat dalam kasus tindak pidana korupsi yang tengah ditangani oleh penyidik Kejaksaan Agung (Kejagung).

Sekretaris Perusahaan PT Taspen Life, Melly Eka Chandra mengemukakan bahwa perkara tindak pidana korupsi yang tengah ditangani Kejagung, tidak terkait dengan PT Taspen sebagai induk usaha.

Dia juga menjelaskan bahwa perkara tindak pidana korupsi itu terjadi pada tahun 2017-2018 sebelum Direksi maupun Manajemen PT Taspen Life dan PT Taspen yang sekarang bertugas di Taspen Group.

"Dapat kami tegaskan kembali bahwa penyidikan yang sedang berlangsung atas PT Taspen Life bukan Taspen sebagai induk usaha, sehingga tidak berkaitan dengan kinerja dan integritas manajemen perusahaan saat ini," tuturnya dalam keterangan resmi yang diterima Bisnis di Jakarta, Senin (17/1).

Menurut Melly, PT Taspen Life akan menghormati dan mengikuti seluruh proses hukum yang tengah ditangani oleh tim penyidik Kejagung. Melly juga menjelaskan PT Taspen Life sebagai anak usaha PT Taspen (Persero) selalu berpegang teguh pada prinsip Good Corporate Governance (GCG) yang dijalankan secara transparan.

"Kami akan menghormati serta mengikuti seluruh proses hukum yang sedang berlangsung," katanya.

Selain itu, Melly juga menegaskan PT Taspen Life akan berkomitmen untuk memenuhi kewajiban pembayaran manfaat kepada para nasabah dan memastikan seluruh premi asuransi nasabah dalam kondisi aman.

"Per 31 Desember 2021 (anaudited), PT Taspen Life masih dalam kategori sehat dan membukukan laba sebesar Rp61,7 miliar dan risk based capital (RBC) atau tingkat solvabilitas mencapai 178,17 persen, jauh di atas batas minimum RBC sehat yaitu 120 persen dengan total ekuitas sebesar Rp577 miliar dan aset sebesar Rp6,03 triliun," ujar Melly.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper