Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Was-was Hadapi Puncak Gelombang Varian Omicron

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menuturkan Indonesia masih bisa mengalami gelombang ketiga Covid-19 seiring dengan kehadiran varian Omicron.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin - Youtube Sekretariat Presiden
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin - Youtube Sekretariat Presiden

Bisnis.com, JAKARTA — Satuan Tugas (Satgas) Penananganan Covid-19 mencatat kasus adanya lonjakan kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir.

Pada Kamis pekan lalu, misalnya, lonjakan kasus Covid-19 bahkan menyentuh angka 533 kasus dalam sehari. Kasus tersebut sebagian besar terjadi di DKI Jakarta.

Dalam catatan Bisnis, lonjakan kasus di DKI tersebut umumnya dibawa oleh para pelaku perjalanan luar negeri yang baru saja pulang dari liburan natal dan tahun baru.

Lazimnya, para pelancong yang sebenarnya sudah diimbau pemerintah supaya tidak bepergian ke luar negeri itu, terinfeksi varian Omicron.

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menuturkan dengan kecepatan penyebarannya, Indonesia berpotensi mengalami gelombang ketiga Covid-19 seiring dengan kehadiran varian Omicron.

Budi menjelaskan gelombang ketiga Covid-19 sudah banyak terjadi di berbagai negara di Eropa hingga Afrika.

“Ada Afrika Selatan, Inggris, Norwegia, Amerika Serikat. Dari sisi jumlah kasus kita melihat demikian,” ujar Budi dalam talkshow salah satu televisi swasta, dikutip Jumat (7/1/2021).

Budi menambahkan, karakter varian Omicron sangat cepat menyebar dibanding varian Delta. Hal ini juga mempengaruhi grafik puncak pandemi.

“Sejak masuk Omicron, saya lihat cepat masuknya. Jika Delta range-nya 3 bulanan tapi Omicron sekitar 1 bulanan,” ucap Budi.

Selain itu, dia pun membandingkan tingkat hospitalisasi antara Omicron dengan Delta. “Dari 100 orang yang kena Delta, 20 orang masuk rumah sakit. Sedangkan Omicron dari 100 yang kena antar 6-10 yang masuk rumah sakit,” jelasnya.

Meski jumlah penularannya bakal naik, Budi meminta masyarakat tidak khawatir. “Kita jangan paranoid. Kita lihat yang masuk ke rumah sakit. Karena di negara lain 30-50 persen dibanding Delta,” ujar Budi.

Selain itu, kabar baiknya juga, menurut Budi, tingkat vaksinasi masyarakat Indonesia cukup tinggi. Kemudian, obat virus Covid-19 sudah disetujui oleh FDI, Molnupiravir dan Paxlovid.

“Dua-duanya diberikan kepada orang yang baru terkena baik ada gejala maupun tidak ada gejala. Dia bisa mengurangi secara signifikan,” pungkas Budi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Halaman Selanjutnya
Puncak Kasus Februari
Penulis : Edi Suwiknyo
Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper