Bisnis.com, JAKARTA — Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin menyampaikan bahwa rasio positif atau positivity rate kasus Covid-19 dari pelaku perjalanan luar negeri (PPLN) jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan transmisi lokal. Hal ini disebabkan adanya penularan varian Omicron dari luar negeri.
Menkes menyebut Positivity rate untuk kedatangan luar negeri adalah 13 persen, jauh di atas positivity rate transmisi lokal yang 0,2 persen.
"Jadi positivity rate kedatangan dari luar negeri 65 kali lebih tinggi dibandingkan dengan positivity rate transmisi lokal. Ini memperkuat hipotesis kami bahwa sebagian besar dari kasus positif yang terjadi saat ini disebabkan oleh kedatangan luar negeri,” kata Menkes dalam keterangan pers usai mengikuti Ratas mengenai Evaluasi PPKM, Senin (10/1/2022).
Menkes mengatakan, saat ini kasus konfirmasi varian Omicron di Indonesia telah mencapai 414 kasus yang mayoritas berasal dari pelaku perjalanan luar negeri. Sebagian besar dari pelaku perjalanan tersebut datang dari negara Arab Saudi, Turki, Amerika Serikat, dan Uni Emirat Arab.
Terkait kondisi pasien konfirmasi Omicron, Budi menyampaikan bahwa hanya dua orang pasien yang berkategori sedang atau membutuhkan perawatan dengan oksigen. Kedua pasien tersebut, diketahui berusia 58 tahun dan 47 tahun dan memiliki penyakit penyerta atau komorbid.
“[Sebanyak] 114 orang atau sekitar 26 persen sudah sembuh, termasuk yang dua orang tadi yang masuk kategori sedang dan membutuhkan perawatan oksigen, sehingga mereka bisa kembali ke rumah. Jadi kesimpulannya, memang walaupun Omicron ini cepat transmisinya tapi relatif lebih ringan dari severity atau keparahannya,” ujar Menkes.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan varian Omicron telah menyebar di 150 negara di dunia. Sebagian besar diantaranya menginfeksi berbagai negara maju hingga mencapai puncaknya dan lebih tinggi dari gelombang sebelumnya yakni varian Delta.
Luhut menyatakan bahwa Presiden Jokowi secara spesifik menekankan agar semua pihak menahan diri agar beberapa minggu ke depan tidak bepergian ke luar negeri.
Dia mengungkapkan kasus konfirmasi pelaku perjalanan luar negeri mendominasi proporsi kasus harian di Indonesia hingga menyebabkan kenaikan kasus aktif dan perawatan pasien di Jawa-Bali.
"Pada 9 Januari lalu misalnya di Jakarta, dari 393 kasus yang terjadi hampir 300 kasus diantaranya disebabkan oleh para pelaku perjalanan luar negeri. Kami mohon teman-teman sekalian menahan diri untuk tidak ke luar negeri, kecuali urusan sangat-sangat penting,” ujar Luhut.