Bisnis.com, JAKARTA -- Puncak infeksi kasus varian Omicron di Indonesia diperkirakan terjadi pada pertengahan Februari.
Perkiraan tersebut berdasarkan kondisi yang terjadi di sejumlah negara, seperti Zambia, UK, dan Afrika Selatan.
“Pertengahan Februari peak-nya,” ujar Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam pertemuan dengan pemimpin redaksi media massa, Senin (10/1).
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, rata-rata jumlah hari sejak kasus naik hingga mencapai puncak di tiga negara itu adalah 38 hari.
Kasus Omicron pertama kali terdeteksi di Afrika Selatan pada 2 November 2021. Pada 8 November 2021, kasus mulai naik, dan mencapai puncaknya pada 19 Desember 2021 (42 hari).
Di UK, kasus Omicron pertama kali terdeteksi pada 27 November 2021. Kenaikan kasus mulai terjadi di negara itu pada 8 November 2021, dan kemudian memuncak pada 4 Januari 2022 (37 hari).
Baca Juga
Selanjutnya, Zambia. Omicron masuk ke negara itu pada 30 November 2021. Kasus tersebut mulai menyebar dan naik di negara itu pada 2 Desember 2021, dan mencapai puncaknya pada 4 Januari 2022 (34 hari).
“Kalau lihat tren di negara-negara itu, sejak kasus pertama muncul sampai puncak, di atas 30-an hari. Hitungan kami, puncak kasus di kita terjadi di pertengahan Februari. Akhir Maret sudah hilang,” jelas Menkes.
Menkes menambahkan kenaikan kasus Omicron memang jauh lebih cepat dan tinggi dibandingkan dengan varian Delta. Namun, hal tersebut tidak perlu dikhawatirkan, sebab risikonya relatif lebih rendah. “Yang penting, jangan panik. Prokes harus tetap dijalankan.”