Bisnis.com, JAKARTA - Di tengah pertemuan dengan Duta Besar Arrmanatha Nasir di New York, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyampaikan harapannya terkait dengan penyelenggaraan KTT G20 di Indonesia tahun ini.
Sekjen PBB mengharapkan, sebagai Presiden G20, Indonesia dapat berkontribusi dalam upaya membangun sistem keuangan global yang lebih seimbang bagi negara berkembang.
Selain itu, Sekjen PBB juga menyampaikan penghargaan atas komitmen dan langkah Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim termasuk upaya untuk melakukan transisi energi.
Menjawab hal tersebut, Dubes Arrmanatha yang merupakan Wakil Tetap Republik Indonesia untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, menyampaikan bahwa salah satu prioritas Indonesia sebagai Presiden G20 adalah untuk memperkuat kepemimpinan kolektif global, melalui sinergi dengan negara, forum dan organisasi di luar G20, termasuk negara berkembang.
"Langkah ini diharapkan dapat berkontribusi untuk mendorong institusi keuangan internasional lebih mendengar kebutuhan negara berkembang dalam sistem keuangan global," ujarnya setelah menyerahkan surat Kredensial kepada Sekjen PBB, dikutip dalam situs Kemlu, Rabu (5/1/2022).
Dubes Arrmanatha juga menekankan komitmen tinggi Indonesia dalam melakukan transisi energi, dan berbagai langkah dalam mengatasi perubahan iklim. “Keberhasilan Indonesia untuk atasi kebakaran hutan dan langkah efektif dalam sustainable forest management merupakan contoh kontribusi konkret dalam mitigasi perubahan iklim,” sebut Dubes Arrmanatha.
Baca Juga
Guterres menyampaikan penghargaan yang tinggi atas peran aktif dan kepemimpinan Indonesia selama ini dalam memperkuat multilateralisme. “Indonesia adalah mitra penting PBB dan PBB akan tingkatkan terus kerja sama dan memberikan perhatian kepada Indonesia,” kata Sekjen Guterres.
Lebih lanjut, Sekjen PBB juga menyampaikan harapannya agar Indonesia dapat berkontribusi lebih besar lagi dalam menghadapi berbagai tantangan global dan kawasan. Beberapa isu yang mendapat perhatian dalam pertemuan seperti perubahan iklim, pemulihan ekonomi pasca pandemi, dan situasi di kawasan.