Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kabar Baik, WHO Beri Bukti Gejala Omicron Lebih Ringan

Omicron lebih mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas, sehingga menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada jenis sebelumnya.
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron/DW.com
Ilustrasi Covid-19 varian Omicron/DW.com

Bisnis.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyampaikan bahwa gejala dari varian baru Covid-19, yaitu B.1.1.529 atau Omicron lebih ringan dibandingkan varian sebelumnya.

Dikutip melalui Al Jazeera, Manajer Insiden Covid-19 di WHO Abdi Mahamud menjelaskan bahwa ada lebih banyak bukti muncul bahwa varian Omicron menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada varian sebelumnya.

Penyebabnya, Omicron lebih mempengaruhi saluran pernapasan bagian atas, sehingga menyebabkan gejala yang lebih ringan daripada jenis sebelumnya.

“Kami melihat semakin banyak penelitian yang menunjukkan bahwa Omicron menginfeksi bagian atas tubuh. Tidak seperti yang lain, itu bisa menyebabkan pneumonia parah,” kata Mahamud dalam jumpa pers di Jenewa, dikutip melalui Al Jazeera, Rabu (5/1/2022).

Kendati demikian, dia mengatakan bahwa penularan Omicron yang cepat masih mendominasi sejumlah kenaikan kasus dalam beberapa minggu ke depan di banyak tempat.

“Ini tentu menimbulkan ancaman di negara-negara, di mana sebagian besar populasinya belum dan tidak divaksinasi,” ujarnya.

Mahamud pun turut menjawab saat ditanya oleh perwakilan media di Jenewa tentang apakah vaksin khusus Omicron diperlukan. Menurutnya, masih terlalu dini untuk mengatakannya.

Namun dia menekankan bahwa keputusan tersebut memerlukan koordinasi global dan tidak boleh diserahkan kepada sektor komersial.

“Sebuah studi baru-baru ini, yang belum ditinjau oleh rekan sejawat, menunjukkan bahwa jika dibandingkan dengan Delta dan coronavirus asli, varian Omicron lebih cepat masuk ke saluran udara bagian atas dan paru-paru, tetapi jauh lebih lambat dalam menginfiltrasi jaringan paru-paru itu sendiri,” tuturnya.

Sementara itu, tim yang mempelajari varian Omicron di Glasgow yakin varian ini tidak dapat menginfeksi sel paru-paru sebanyak mungkin, karena protein esensial yang biasanya membantu varian SARS-COV-2 sebelumnya untuk masuk ke dalam sel paru-paru terikat kurang kuat pada Omicron.

Mengomentari temuan tersebut, dokter NHS Amir Khan menulis bahwa karena hipotesis penyakit serius dari Covid-19 terjadi setelah virus masuk ke paru-paru.

"Kemungkinan penyakit parah [yang disebabkan Omicron] jauh lebih kecil. Namun, sudah diterima secara luas bahwa meskipun variannya lebih ringan, jumlah orang yang terinfeksi dapat menyebabkan lebih banyak rawat inap secara keseluruhan, dengan petugas kesehatan harus mengisolasi karena hasil tes positif," ujarnya.

Untuk diketahui, India telah melaporkan jumlah infeksi Covid-19 tertinggi dalam 24 jam terakhir sejak awal September. Kini jumlah total infeksi menjadi 34,9 juta. Kematian meningkat 124 hingga mencapai total 482.017.

Tidak hanya India, jumlah infeksi baru di Jepang telah meningkat di atas 1.000 kasus untuk pertama kalinya dalam tiga bulan, menurut laporan kantor berita Jiji.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper