Bisnis.com, JAKARTA - Sedikitnya 31 orang termasuk lima wanita dan seorang gadis muda tewas saat mencoba menyeberangi Selat Inggris dengan perahu karet yang disebut sebagai insiden paling mematikan sejak krisis imigran dimulai.
Dua orang yang selamat berada dalam perawatan intensif, sementara polisi telah menangkap empat orang yang diduga terkait dengan musibah itu. Organisasi Internasional untuk Migrasi mengatakan kecelakaan itu adalah kematian tunggal terbesar di Selat Inggris sejak mulai mengumpulkan data imigran pada 2014.
PM Inggris Boris Johnson, yang mengadakan pertemuan kemarin untuk membahas insiden itu, mengatakan dia "terkejut" dengan tragedi tersebut sebagaimana dikutip TheGuardian.com, Kamis (25/11/2021). Dia kemudian menyarankan pemerintah Prancis tidak selalu mendekati masalah penyeberangan "Dengan cara yang menurut kami tak pantas untuk situasi itu."
Menteri Dalam Negeri Prancis, Gérald Darmanin mengatakan pada konferensi pers dadakan di Calais bahwa kapal yang tenggelam itu sangat rentan, dan membandingkannya dengan, “Kolam yang Anda ledakkan di kebun Anda."
Dia mengatakan 34 orang diyakini telah berada di kapal sebelum tenggelam. Pihak berwenang menemukan 31 mayat dan dua korban selamat sementara satu orang hilang.
Pihak berwenang Inggris sebelumnya mengatakan bisa memulangkan kapal-kapal yang membawa migran melintasi Selat Inggris di bawah strategi baru yang disetujui Menteri Dalam Negeri Priti Patel, menurut laporan media Inggris.
Sebanyak 828 orang menyeberang dari Perancis dalam satu hari pada akhir Agustus, jumlah yang mencatat rekor. Penyelundup memanfaatkan cuaca akhir musim panas yang menguntungkan untuk melintasi Selat.
Meningkatnya jumlah kapal migran semakin memalukan bagi Patel, yang mengukir reputasi keras dalam hal imigrasi, hukum dan pendekatan.