Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Luar Negeri (Menlu) Prancis Jean-Yves Le Drian menyampaikan Prancis ingin menjadi perantara antara negara-negara di wilayah Indo-Pasifik dan Eropa ke depannya.
“Kawasan Indo-Pasifik akan menjadi prioritas Prancis ketika menjadi presiden Uni Eropa tahun depan, kata menteri luar negerinya,” ujarnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (24/11/2021) saat berkunjung ke Indonesia.
Drian mengatakan, bahwa kerja sama strategis adalah salah satu prioritasnya untuk kepresidenan blok Uni Eropa (UE).
Kunjungan itu dilakukan saat Prancis melakukan serangan untuk meningkatkan hubungannya di Asia menyusul hilangnya kesepakatan strategis dengan Australia pada September 2021.
"Inti dari komitmen ini adalah visi kami tentang Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka, berdasarkan aturan hukum, dan menghormati kedaulatan setiap negara," katanya.
Le Drian juga mengatakan, Prancis telah setuju untuk melakukan investasi senilai 500 juta euro (US$767,47 juta) dalam proyek transisi energi di negara Asia Tenggara.
Baca Juga
Dikutip melalui Straits Times, Le Drian juga dijadwalkan bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada Rabu (24/11/2021) malam.
Sebelumnya, Paris menuduh sekutunya menikamnya dari belakang ketika Australia memilih kapal selam bertenaga nuklir yang akan dibangun dengan teknologi Amerika Serikat (AS) dan Inggris daripada program kapal selam Prancis bernilai multi-miliar dolar seperti disepakati sebelumnya.
Australia mengecualikan Prancis ketika memulai aliansi keamanan trilateral (Aukus) dengan Inggris dan Amerika Serikat, sebuah pakta yang seolah-olah ditujukan untuk memeriksa kebangkitan militer China di wilayah tersebut.