Bisnis.com, JAKARTA -- Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memperberat hukuman terdakwa kasus gratifikasi kredit BTN, Widi Kusuma Purwanto.
Hakim dalam pembacaan putusan pada 18 November 2021 lalu menerima permohonan banding jaksa penuntut umum (JPU). Alhasil, hukuman Widi diubah dari 3 tahun menjadi 5 tahun penjara.
"Menjatuhkan pidana penjara selama 5 tahun dan denda sebesar Rp250 juta, dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak dibayar, diganti dengan pidana kurungan selama 3 bulan," demikian putusan yang dikutip Bisnis, Selasa (23/11/2021).
Widi adalah menantu mantan Direktur Utama BTN Maryono. Dia dan ayah mertuanya itu terbukti menerima gratifikasi terkait pencairan kredit sejumlah perusahaan. Widi dan Maryono kemudian divonis 3 tahun penjara di pengadilan tingkat pertama.
"Terbukti secara sah melakukan korupsi sebagaimana dakwaan kedua, menjatuhkan pidana selama 3 tahun penjara," kata Hakim saat membacakan putusan, Rabu (4/8/2021).
Kendati demikian, hakim menyatakan bahwa Widi tidak terbukti melakukan tindak pidana pencucian uang (TPPU) sebagaimana yang didakwakan jaksa penuntut umum.
"Menyatakan terdakwa tidak terbukti secara sah dalam dakwaan primer, terdakwa juga tidak terbukti melakukan pencucian uang," kata Hakim.