Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Satgas Penanganan Pandemi Covid-19 IDI Profesor Zubairi Djoerban memberi tanggapan terkait kebijakan pemerintah yang bakal memangkas aturan karantina bagi pelaku perjalanan internasional (PPI) dari 5 hari menjadi 3 hari.
Kebijakan itu diambil dengan mempertimbangkan perkembangan kasus Covid-19 di Indonesia. Menurut Zubairi kebijakan karantina hanya 3 hari merupakan pilihan. Di beberapa negara seperti di Inggris bahkan sudah tidak menerapkan karantina saat ini.
“Masuk Inggris saja sudah tanpa karantina lagi. Keren ya. Tapi ada hampir 300 kematian dan 40 ribuan kasus baru per harinya saat ini. Bagaimana?,” ujarnya dikutip dari akun Twitternya @ProfZubairi, Kamis (4/11/2021).
Zubairi lantas menerangkan tujuan karantina itu sendiri. Kata dia, karantina bertujuan agar orang dari luar negeri tidak menjadi sumber penularan baru buat warga Indonesia. Karantina juga sekaligus melindungi yang bersangkutan. “Kalau positif, ya mereka bisa dapatkan pengobatan yang seharusnya,” ucapnya.
Kenapa awalnya 14 hari, 8, 5, lalu menjadi hanya 3 hari? Menurut dia, perkembangan studi menunjukkan bahwa setelah 14 hari itu risiko penularan hanya 1-2 persen. Artinya sangat rendahi.
“Hari ke berapa penularan itu tinggi? Pada hari ke empat. Makanya, saat kita menentukan 8 hari itu bagus. Waktu 5 hari juga masih sesuai dengan bukti ilmiah,” jelas dia.
Baca Juga
“Tiga hari masa karantina ini belum saatnya? Kalau jadi prasyarat tunggal tentu akan banyak ilmuwan atau dokter yang keberatan. Tapi ini kan diperuntukkan kepada yang telah menerima dua kali dosis vaksin. Yang vaksinasi sekali itu masih 5 hari,” lanjut Zubairi.
Dia mengatakan, apabila timbul klaster dari pelancong luar negeri, maka kebijakan karantina harus dikembalikan ke 5 hari atau 8 hari.
“Tapi sebaliknya, kalau dalam jangka panjang kebijakan 3 hari ini tidak memengaruhi lonjakan kasus, bahkan misalnya cenderung turun, ya suatu waktu bisa kita hilangkan saja karantina ini,” tuturnya.