Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

China vs Taiwan Memanas, Xi Jinping dan Tsai Ing-wen Adu Komentar

Presiden Xi Jinping bersumpah untuk menyatukan kembali Taiwan ke pangkuan China.
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berbicara saat latihan militer Han Kuang yang mensimulasikan invasi Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) ke pulau itu, di Changhua./Reuters
Presiden Taiwan Tsai Ing-wen berbicara saat latihan militer Han Kuang yang mensimulasikan invasi Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA) ke pulau itu, di Changhua./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Hubungan China dan Taiwan kian memanas pada titik tertinggi sejak dimulainya provokasi China melalui penerobosan pesawat tempur ke wilayah udara Taiwan.

Dikutip melalui Bloomberg, jet tempur China makin sering memasuki wilayah udara pertahanan Taiwan. Bahkan, selama dua pekan terakhir, China mengirim 150 pesawat tempur ke zona identifikasi pertahanan udara (ADIZ).

Adapun, Jenis pesawat tempur yang melintas adalah 26 jet tempur J-16, 10 jet tempur Su-30, dua pesawat Y-8, dan satu pesawat KJ-500.

Presiden Xi Jinping bersumpah untuk menyatukan kembali Taiwan ke pangkuan China.

Taiwan, yang diperintah secara demokratis, diklaim oleh China sebagai wilayahnya yang membelot dan telah mengeluhkan peningkatan tekanan militer dan politik dari Beijing.

"Tugas sejarah penyatuan kembali ibu pertiwi harus dipenuhi, dan pasti akan dipenuhi," katanya melalui pidatonya seperti dikutip Bisnis, Selasa (12/10/2021).

Dikutip melalui AFP, dia meyakini, reunifikasi lengkap negara China dan Taiwan dapat direalisasikan segera. Penyebabnya, China menganggap Taiwan adalah bagian dari provinsinya.

Dia menilai, tidak ada yang boleh meremehkan resolusi tegas, kemauan keras, dan kapasitas tangguh rakyat China untuk mempertahankan kedaulatan nasional dan integritas teritorial mereka.

"Kemerdekaan Taiwan adalah hambatan besar penyatuan kembali tanah air dan bahaya tersembunyi yang serius. Mereka yang melupakan asal-usul mereka, mengkhianati tanah air, atau memecah belah negara tidak pernah menemui akhir yang baik, dan pasti akan ditolak oleh rakyat dan diadili oleh sejarah," ujarnya.

Selain itu, dikutip melalui BBC, Presiden Tsai Ing-wen menegaskan, bahwa Taiwan tidak akan tunduk pada tekanan dari China, sehingga akan terus mempertahankan kehidupan demokratis negara tersebut.

"Makin banyak yang kami capai, makin besar tekanan yang kami hadapi dari China," katanya (12/10/2021).

Hal itu mengemuka dalam Pidato Presiden Tsai Ing-wen pada Hari Nasional Taiwan (10/10/2021) setelah Presiden China Xi Jinping bersumpah untuk memenuhi reunifikasi antara China dan Taiwan.

Menurutnya, Taiwan merupakan negara berdaulat, sementara China memandangnya sebagai provinsi yang memisahkan diri. Bahkan, China juga tidak mengenyampingkan kemungkinan penggunaan kekuatan untuk mencapai penyatuan dengan Taiwan.

Tsai Ing-wen pun menyatakan, Taiwan akan berdiri di garis pertahanan pertama demokrasi dan memperkuat pertahanannya untuk memastikan bahwa tidak ada yang bisa memaksa Taiwan untuk mengambil jalan yang telah ditetapkan China untuk mereka.

“Jalan itu [yang disebutkan China], tidak menawarkan jalan hidup yang bebas dan demokratis bagi Taiwan maupun kedaulatan bagi 23 juta penduduknya,” katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Akbar Evandio
Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper