Bisnis.com, JAKARTA - Turki akan tetap membeli rudal pertahanan Rusia jenis baru S-400 meskipun ada penolakan dari Amerika Serikat (AS) sebagai sekutunya di Aliansi Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Pernyataan itu kembali ditegaskan Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam sebuah wawancara dengan CBS News sebagaimana dikutip Aljazeera.com, Senin (27/9/2021).
“Pada masa depan, tidak ada yang bisa ikut campur dalam hal sistem pertahanan seperti apa yang kami peroleh dari negara mana pada tingkat apa. Tidak ada yang bisa mengganggu itu. Kami adalah satu-satunya yang membuat keputusan seperti itu,” jawab Erdogan dalam wawancara itu.
Dia kemudian menegaskan, bahwa dia berencana untuk bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin pada akhir bulan. Keduanya diperkirakan akan membahas sejumlah masalah, termasuk soal Suriah.
Selama wawancara, Erdogan juga mengatakan bahwa dia lebih suka AS menarik 900 tentaranya yang tersisa di negara tetangga Suriah.
Pasukan Turki tetap berada di bagian utara negara itu sejak serangan militernya untuk memerangi pasukan Kurdi sekutu AS, setelah eks Presiden AS Donald Trump berusaha menarik semua pasukan AS pada musim gugur 2019.
Baca Juga
Sebelumnya, AS mendesak Turki untuk tidak melanjutkan pembicaraan rudal S-400 buatan Rusia dan membuang peralatan baterai yang telah diperolehnya.
AS menyampaikan hal itu dalam pembicaraan dengan Moskow terkait pengiriman rudal sistem kedua.
Turki dan Rusia sebelumnya telah bernegosiasi mengenai transfer teknologi dan produksi lokal menjelang rencana pembelian sistem pertahanan tahap kedua tersebut. Turki telah memperoleh baterai pertama pada tahun 2019.
Turki yang merupakan anggota NATO dikeluarkan dari program pengadaan F-35 AS dan pejabat pertahanannya diberi sanksi setelah berencana membeli sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia.
AS sangat keberatan dengan penggunaan sistem Rusia itu masuk dalam program NATO dan mengatakan langkah itu merupakan ancaman bagi F-35.
Akan tetapi, Turki tetap mempertahankan S-400 dapat digunakan secara independen, tanpa diintegrasikan ke dalam sistem NATO karena hal itu tidak menimbulkan risiko.