Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pakta AUKUS: Upaya Stabilisasi Kawasan atau Provokasi Melawan China?

Indonesia dan Malaysia sangat menentang rencana Australia untuk memperoleh armada kapal selam bertenaga nuklir dengan bantuan AS dan Inggris berdasarkan kesepakatan yang dibuat beberapa hari lalu itu.
Ilustrasi peta kawasan Laut China Selatan. China mengklaim secara sepihak hampir semua Laur China Selatan, dan menerapkan area udara pertahanan di atas wilayah itu. Sampai kini China tidak menetapkan koordinat pasti Sembilan Garis Putus-putus yang dijadikan dasar klaim sepihak mereka./beforeitnews.com
Ilustrasi peta kawasan Laut China Selatan. China mengklaim secara sepihak hampir semua Laur China Selatan, dan menerapkan area udara pertahanan di atas wilayah itu. Sampai kini China tidak menetapkan koordinat pasti Sembilan Garis Putus-putus yang dijadikan dasar klaim sepihak mereka./beforeitnews.com

Bisnis.com, JAKARTA--Pengumuman aliansi strategis baru antara Australia, Amerika Serikat, dan Inggris (Aukus) telah mengejutkan banyak negara.

Selain Prancis, yang bereaksi emosional atas pembatalan kesepakatan pembangunan kapal selam besar dengan Australia, beberapa negara sama terkejutnya dengan tetangga Australia di wilayah utara, yakni Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (Asean).

Khususnya, Indonesia dan Malaysia sangat menentang rencana Australia untuk memperoleh armada kapal selam bertenaga nuklir dengan bantuan AS dan Inggris berdasarkan kesepakatan yang dibuat beberapa hari lalu itu. Bahkan Singapura, sekutu paling andal Australia di kawasan itu, telah menyatakan keprihatinannya.

Apalagi tingkah AS di Afghanistan yang telah meninggalkan rasa kecewa di kalangan negara kawasan Indo-Pasifik. Sedangkan pertanyaan lain adalah apakah Aukus dimaksudkan untuk sekadar menunjukkan kekuatan AS di kawasan itu sehingga meyakinkan mitranya yang tengah gelisah.

Untuk memahami kecemasan yang mendalam dari Kuala Lumpur, Jakarta, dan ibu kota Asean lainnya diperlukan beberapa pemahaman  tentang konteks persoalan tersebut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Edi Suwiknyo
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper