Bisnis.com, JAKARTA - Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan pentingnya belajar dari pengalaman, untuk mencegah terjadinya lonjakan ketiga (third wave) di Indonesia. Indonesia saat ini telah mengalami 2 kali lonjakan yang terjadi pada Januari dan Juli 2021.
“Selama pandemi Covid-19 Indonesia telah melewati beberapa periode libur hari raya, yaitu libur Idul Fitri 2020, Natal dan Tahun Baru 2021 serta Idul Fitri 2021. Dalam setiap periode libur ini terjadi kenaikan kasus yang tidak siginifikan hingga kenaikan yang signifikan,” ujar Wiku dalam keterangan pers, Kamis (23/9/2021).
Wiku mengatakan bahwa pelonggaran mobilitas sosial mungkin akan terus terjadi. Namun saat penurunan kasus ini, kuncinya adalah kesadaran masyarakat untuk mandiri dan bijak menjalankan aktivitas sosial ekonomi.
“Meskipun penurunan aktivitas diterapkan, mohon kepada masyarakat terap berhati-hati berkegiatan sehari-hari dan menghindari kerumunan semaksimal mungkin,” jelasnya.
Menurutnya, tidak dapat terelakan libur hari raya berdampak signifikan pada mobilitas penduduk dan aktivitas sosial-ekonomi. Masyarakat cenderung berkumpul, bertemu dengan keluarga dan bepergian pada periode tersebut.
“Kegiatan kegiatan inilah yang berpotensi meningkatkan penularan Covid-19 apabila tidak dibarengi dengan disiplin protokol kesehatan,” tutur Wiku.
Baca Juga
Dikatakannya, jika dilihat dalam grafik terdapat jeda antara mobilitas penduduk dengan kenaikan kasus. Pola tersebut menggambarkan mobilitas tinggi pada saat kasus belum meningkat. Begitu kasus meningkat mobilitas langsung turun drastis karena kebijakan pembatasan yang diterapkan.
“Peningkatan yang paling tajam ketika libur Idul Fitri 2021. Dan tidak lama kemudian kita mengalami second wave dan mobilitas perlahan menurun. Adanya pol aini menunjukan bahwa pemerintah responsive dalam menurunkan lonjakan kasus dengan langsung menerapkan kebijakan pembatasan mobilitas,” papar Wiku.
Wiku mengingatkan, dengan melandainya kasus Covid-19 saat ini pasca second wave mobilitas penduduk cenderung mengalami peningkatan.
“Dengan pola yang ada bukan tidak mungkin kasus corona dapat meningkat kemudian hari sebagai dampak mobilitas yang meningkat saat ini,” ucapnya. Terlebih, kata dia, saat ini kita mulai melakukan pembukaan aktivitas sosial ekonomi secara bertahap.