Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PGRI Sarankan Profil Pelajar Pancasila Masukkan Nilai-nilai Nasionalisme

Profil pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama, yaitu bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebhinekaan global.
Ilustrasi/Antararnrn
Ilustrasi/Antararnrn

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) PGRI DKI Jakarta, Sumardiansyah Perdana Kusuma mengatakan profil pelajar Pancasila yang dicetuskan Kemendikbudristek masih bias ideologi. Karena dalam profil pelajar Pancasila tersebut tidak adanya kompetensi kebangsaan.

Profil pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama, yaitu bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebhinekaan global.

“Ada baiknya dimasukan nilai-nilai nasionalisme atau patriotisme sehingga profil pelajar Pancasila tidak bias ideologi. Itu masukan terkait profil pelajar Pancasila kepada Kemendikbudristrk,” ujar dia dalam webinar bertajuk “Sinergi Mewujdukan Tenaga Pendidik dan Pelajar Berkarakter Pancasila” yang disiarkan di Youtube BPIP, Kamis (16/9/2021).

Dikatakannya, Pancasila perlu dibumikan di dalam dunia pendidikan melalui pendekatan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sumber literasi menjadi penting bagi guru dan siswa.

“Pertama jika ingin tahu apa itu Pancasila kita harus menyimak pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945. Lalu kitab isa membaca nilai-nilai Pancasila dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi,” lanjut Soemardiansyah yang juga Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) itu.

Lebih lanjut, Seomardiansyah mengatakan bahwa PGRI mengusulkan beberapa literatur sebagai bacaan wajib di sekolah. Diantaranya, Pidato 1 Juni 1945 oleh Bung Karno, buku Uraian Pancasila yang disusun Mohammad Hatta, Maramis, Ahmad Subarjo, Prof Sunario, A.G Pringgodigdo, Risalah Sidang BPUPKI, dan buku-buku lain sebagai pengayaan.

“Tapi saat ini jaman milenial, buku buku tersebut harus dijadikan media interaktif. Seperti infografis, videografis dan hal-hal yang menarik,” ucap Soemardiansyah.

Selain itu, lanjut dia, mata pelajaran yang bersifat ideologis harus dijadikan pelajaran sebagai muatan wajib pada struktur kurikulum. “Mulai dari Sejarah Indonesia, Pancasila, Bahasa Indonesia dan Agama,” tukasnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper