Cari berita
Bisnis.com

Konten Premium

Bisnis Plus bisnismuda Koran Bisnis Indonesia tokotbisnis Epaper Bisnis Indonesia Konten Interaktif Bisnis Indonesia Group Bisnis Grafik bisnis tv

PGRI Sarankan Profil Pelajar Pancasila Masukkan Nilai-nilai Nasionalisme

Profil pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama, yaitu bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebhinekaan global.
Indra Gunawan
Indra Gunawan - Bisnis.com 16 September 2021  |  13:44 WIB
PGRI Sarankan Profil Pelajar Pancasila Masukkan Nilai-nilai Nasionalisme
Ilustrasi - Antara\\r\\n\\r\\n

Bisnis.com, JAKARTA - Ketua Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS) PGRI DKI Jakarta, Sumardiansyah Perdana Kusuma mengatakan profil pelajar Pancasila yang dicetuskan Kemendikbudristek masih bias ideologi. Karena dalam profil pelajar Pancasila tersebut tidak adanya kompetensi kebangsaan.

Profil pelajar Pancasila memiliki enam ciri utama, yaitu bernalar kritis, kreatif, mandiri, beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia, bergotong royong, dan berkebhinekaan global.

“Ada baiknya dimasukan nilai-nilai nasionalisme atau patriotisme sehingga profil pelajar Pancasila tidak bias ideologi. Itu masukan terkait profil pelajar Pancasila kepada Kemendikbudristrk,” ujar dia dalam webinar bertajuk “Sinergi Mewujdukan Tenaga Pendidik dan Pelajar Berkarakter Pancasila” yang disiarkan di Youtube BPIP, Kamis (16/9/2021).

Dikatakannya, Pancasila perlu dibumikan di dalam dunia pendidikan melalui pendekatan ilmu pengetahuan. Oleh karena itu, sumber literasi menjadi penting bagi guru dan siswa.

“Pertama jika ingin tahu apa itu Pancasila kita harus menyimak pidato Bung Karno pada 1 Juni 1945. Lalu kitab isa membaca nilai-nilai Pancasila dalam buku Di Bawah Bendera Revolusi,” lanjut Soemardiansyah yang juga Presiden Asosiasi Guru Sejarah Indonesia (AGSI) itu.

Lebih lanjut, Seomardiansyah mengatakan bahwa PGRI mengusulkan beberapa literatur sebagai bacaan wajib di sekolah. Diantaranya, Pidato 1 Juni 1945 oleh Bung Karno, buku Uraian Pancasila yang disusun Mohammad Hatta, Maramis, Ahmad Subarjo, Prof Sunario, A.G Pringgodigdo, Risalah Sidang BPUPKI, dan buku-buku lain sebagai pengayaan.

“Tapi saat ini jaman milenial, buku buku tersebut harus dijadikan media interaktif. Seperti infografis, videografis dan hal-hal yang menarik,” ucap Soemardiansyah.

Selain itu, lanjut dia, mata pelajaran yang bersifat ideologis harus dijadikan pelajaran sebagai muatan wajib pada struktur kurikulum. “Mulai dari Sejarah Indonesia, Pancasila, Bahasa Indonesia dan Agama,” tukasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Simak berita lainnya seputar topik artikel ini, di sini :

pgri Nadiem Makarim
Editor : Andhika Anggoro Wening

Artikel Terkait



Berita Terkini

back to top To top