Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Negara Donor Janjikan Bantuan Kemanusiaan US$1 Miliar untuk Afghanistan

Setelah puluhan tahun perang, penderitaan dan ketidakamanan, warga Afghanistan menghadapi saat yang paling berbahaya.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres./Reuters
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres./Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Negara donor menjanjikan lebih dari satu miliar dolar AS untuk membantu Afghanistan yang mengalami kemiskinan dan kelaparan sejak Taliban mengambilalih kekuasaan dan berkurangnya bantuan asing selain meningkatkan momok eksodus massal.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres saat berbicara selama konferensi donor di Jenewa kemarin mengatakan, tidak mungkin untuk menyebut berapa banyak uang yang telah dijanjikan sebagai tanggapan atas seruan darurat PBB sebesar US$606 juta untuk memenuhi kebutuhan paling mendesak negara tersebut.

Setelah puluhan tahun perang, penderitaan dan ketidakamanan, warga Afghanistan menghadapi “saat yang paling berbahaya”, kata Guterres dalam sambutan pembukaan konferensi tersebut seperti dikutip Aljazeera.com, Selasa (14/9/2021).

Dia menambahkan, bahwa “rakyat Afghanistan membutuhkan penyelamat.

“Sistem keuangan saat ini sangat terbatas yang berarti bahwa sejumlah fungsi ekonomi dasar tidak dapat dijalankan,” kata Guterres.

Redaktur Diplomatik Al Jazeera, James Bays melaporkan dari Jenewa bahwa meskipun Sekjen PBB “sangat senang” dengan tanggapan masyarakat internasional, namun prospek keruntuhan ekonomi “sangat serius”.

Dikatakan, makanan bisa habis pada akhir bulan ini, sedangkan Badan Pangan Dunia mengatakan 14 juta orang berada di ambang kelaparan.

Taliban sebelumnya memerintah Afghanistan antara 1996-2001. Pemerintah itu melarang perempuan bekerja dan gadis remaja dari sekolah.

Namun rezim itu digulingkan dalam invasi yang dipimpin oleh Amerika Serikat yang menuduh mereka melindungi anggota al-Qaeda di balik serangan 11 September.

Taliban kembali berkuasa bulan lalu setelah melakukan serangan kilat ketika pasukan NATO pimpinan AS terakhir ditarik keluar dan pasukan pemerintah yang didukung Barat dilebur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Nancy Junita
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper